Outbound Versi Maret

» » » Outbound Versi Maret

Salah satu komponen penting dalam untuk membangun karakter adalah mengenalkan 'resiko' pada siswa. Sebagian besar proses pembelajaran diseting secara linier. Artinya, guru dan siswa memahami apa yang akan dikuasainya itu berjalan secara ideal. Sehingga untuk mencapai kondisi ideal tersebut ada syarat dan kompetensi yang harus dikuasai. Saat siswa belum tuntas menguasai maka siswa dikatakan harus melakukan remedial. Mengulang kembali pelajaran untuk menjalani evaluasi kembali. Jarang proses gagal itu masuk dalam proses pembelajaran. Bahkan kegagalan memperoleh nilai bagus lebih cenderung diopinikan negatif. Padahal kenyataanya, kehidupan ini berjalan tidak selamanya ideal. Kadang berhasil, dan lebih sering tidak mencapai target dan tujuan. Kadang naik, kadang turun. Life is never flat, kata sebuha iklan. Dan itulah resiko. Sehingga menjadi penting untuk memasukkan dan mengenalkan resiko dalam proses pembelajaran.
Salah satu pembelajaran yang mengajarkan pentingnya resiko adalah outbound. Karena di outbound sudah dirancang aktivitas semacam permainan yang didesain melibatkan resiko dari level terendah atau sering disebut low impact hingga resiko level tinggi sering disebut high impact. 
Masing-masing desain permainan dalam outbound mempunyai target dan tujuan masing-masing. Meski dengan resiko kecil, permainan low impact dalam outbound sejatinya untuk menjelaskan dengan mengalami langsung. Jika kita ingin memahamkan pentingnya konsentrasi tidak cukup hanya melalui penjelasan lisan saja. Berbeda jika setiap siswa diminta untuk mengikuti permainan 'Apa kata saya'. Di mana setiap peserta diharuskan mengikuti apa yang menjadi kata yang diucapkan oleh instruktur, bukan yang dipraktekkan. Bisa saja instruktur mengatakan "Pegang telinga !" tapi ia memegang pipi. Bagi peserta yang konsentrasi pasti akan sesuai dengan perintahnya, bagi yang kurang konsentrasi, dia hanya mengikuti apa yang dilihat dari instruktur. 
Untuk yang high impact harus dilakukan oleh tim instruktur profesional serta alat yang mendukung kemanan yang tinggi. Yang dibutuhkan di permainan ini adalah resiko tinggi tersebut. Dengan resiko yang tinggi tersebut berpotensi mengundang setiap orang untuk mengumpulkan energi dalam menghadapinya. Dia seperti sedang berhadapan dengan sebuah tembok tebal yang kokoh padahal dia harus melewatinya. Ini adalah tantangan yang diberikan setipa siswa. Kita kan melihat reaksi setiap siswa dalam menghadapinya. Reaksi normal adalah takut, jatuh, terluka. Tapi itu harus dilewati untuk kesuksesan. Bagi siswa yang mampu mengatasi ketakutan resiko, dia akan melangkah, memasangalat pengaman, melakukan dan berhasil. Tembok penghalang mampu dihancurkan berkeping-keping. Muncul perasaan lega dan bangga. Tapi bagi yang tidak mampu mengatasi kekhawatirannya, dia muncul keraguan. Tidak mau melangkah dan mundur. Di sini peranan fasilitator untuk memberikan motivasi, semangat hingga ke tingkat paksaan hingga berhasil melakukan meski dengan linangan air mata. Begitu melakukan dan berhasil, rasa ketakutan akan ditutupi dengan kepuasan dan bahagia ternyata dia mampu melewati tantangan beresiko tinggi tersebut. 
Yang tidak kalah penting dari seluruh proses aktivitas outbound ini adalah pemaknaan atau debriefing. Di kegiatan pemaknaan ini fasilitator membantu untuk memanggil kembali kesan yang diperoleh saat menjalani keseluruhan aktivitas. Bebaskan mereka memberikan respon, tidak udah dikomentari dahulu. Setelah semua terungkapkan, ambil beberapa kata kunci yang sudah tersampaikan setiap siswa untuk membawa dari tujuan yang sudah kita rencanakan. Siswa akan merasa tersentuh sekali dengan poin-poin yang kita sampaikan. Setiap kata yang kita sampaikan menjadi berenergi penuh disebabkan mereka sudah dikayakan rasa sudah mengalami. Di penghujung, tutup kegiatan outbound dengan komitmen untuk berubah serta siap untuk meluruskan sesuai dengan komitmen yang sudah dibangun.

Share

You may also like

Tidak ada komentar