Nurul Islam Zerowaste

» » » » Nurul Islam Zerowaste

Persoalan sampah tiada habisnya. Masalah kesehatan, keindahan, lingkungan, bumi bahkan generasi depan adalah dampak yang akan terkena akibat persoalan sampah. Edukasi yang selama ini sering dilakukan adalah membuang sampah pada tempatnya. Memilah sampah. Mengolah kembali sampah. Kunci utama kesuksesan program tersebut adalah kontinuitas. Ajeg. Dan istiqomah. Selama tidak seperti itu sulit untuk mencapai keberhasilan. Program-program motivasi dengan memberikan reward, penghargaan, sematan sangat baik dilakukan. Tapi terkadang substansinya tidak tersentuh. Hanya formalitas saja yang lebih sering ditonjolkan. 
Nurul Islam ingin mengubah mindset ini. Inti utama mengolah sampah itu adalah Menolak Sampah. Menekan bahan-bahan yang beresiko akan menjadi sampah. Populer dengan sebutan Zerowaste. Untuk mengawali program ini. Semua civitas akademi Nurul Islam disentuh perasaannya. Bagaimana jika beraktivitas bersama sampah. Ketidakpedulian kita terhadap sampah itu bisa jadi karena kita hanya mengandalkan petugas kebersihan untuk mengurusi sampah. Padahal setiap kita adalah penghasil sampah. Cukup membuang sampah di tempat sampah. Lalu sampah dibawa ke Tempat Penampungan Akhir (TPA), kita anggap sampah sudah beres. Pernahkah kita berpikir bahwa sampah di TPA itu makin lama makin menggunung. Dan makin berbahaya bagi bumi ini ?
Untuk menghadirkan respon peduli, tempat tampung sampah sementara dipindah posisinya. Diletakkan di pusat aktivitas penghuni sekolah. Harapannya, day by day, rasa setiap orang kan terketuk. Jika sudah terketuk, idealnya muncul benak gimana supaya untuk menolak setiap hal yang berpotensi menjadi sampah. Ini adalah program dari Kesiswaan.  
Setelah 2 pekan beraktivitas bersama sampah. Anak-anak melihat, membaui, merasakan. Berpengalaman hidup bersama sampah. Harapannya, setiap siswa tumbuh perasaan sehingga lahirkan sikap terhadap sampah. Di hari Rabu Ekspresi 7 November 2018 Deklarasi #NurisZerowaste dilakukan. Setiap siswa mengambili satu per satu sampah untuk dipacking ke kantong plastik besar. Setelah itu, menuliskan pesan di atas sebuah banner putih. Terakhir, pemaknaan untuk meneguhkan gaya hidup Zerowaste. Kemudian dilanjutkan dengan membuat karya tulis terkait dengan pengalaman dengan sampah. 
Tidak berhenti di deklarasi. Aplikasi #NurisZerowaste mulai dilakukan. Program perdana yang akan diterapkan adalah kegiatan Marketday. Setiap jum'at, pembeli yang membawa wadah sendiri akan dikenakan tarif produk lebih murah. Setiap selesai kegiatan, sampah yang dihasilkan akan ditimbang untuk dipantau perkembangan apakah semakin terkurangi ataukah malah bertambah. Ayo kita ubah gaya hidup kita dengan #NurisZerowaste
 Setelah disosialisasikan pekan lalu, saatnya kini diterapkan. Program perdana yang dikenakan adalah #NurisMarketday. Tampak para pembeli antusias membawa wadah minum dan snack sendiri supaya menekan terjadinya sampah dari bungkus produk. Penjual sudah terapkan tarif ganda. Untuk yang pake bungkus dijual lebih mahal dibanding yang tanpa bungkus. Sampah yang timbul berkurang cukup banyak dibanding pekan lalu. Moga ini jadi awal yang baik. Terjadi pengurangan sampah yang signifikan. Dari sebelum sosialisasi #NurisZerowaste, sampah yang dihasilkan adalah 7 kg. Begitu pekan berikutnya setelah sosialisasi turun menjadi 5 kg. Pekan berikutnya drastis jadi cuma 2 kg.

 Sukses di marketday, gerakan Nuriszerowaste dilanjut ke program lainnya. Termasuk saat seminar Parenting yag menghadirkan Pembicara Nasional Ust. Harry Santosa, acara dikemas dengan formast Zerowaste. Semua peserta membawa wadah snack dan minumnya sendiri-sendiri. Dan hasilnya, luar biasa. Sampah di akhir acara hampir zero. Kemudian, kegiatan dewan kelas, forum pertemuan rutin orang tua juga sudah mulai diformat dengan Zerowaste. Kegiatan outing juga tak ketinggalan.
 Gerakan sosial NurisZerowaste ini ditulis opininya oleh salah seorang guru SDIT Alam Nurul Islam dan berhasil ditayangkan oleh Harian Kedaulatan Rakyat, Senin, 3 Desember 2018.

Share

You may also like

Tidak ada komentar