Kalau momen Kurban hanya terlewat begitu saja, atau dilakukan sekedar sebagai rutinitas sungguh rugi besar. Pesan pengorbanan dan solidaritas, empati akan terasa dalam diri anak manakala anak juga melakukan langsung. Pengalaman melihat kucuran darah dari kambing tersembelih melahirkan banyak perasaan yang bercampur aduk. Kasihan, 'harus' berani melihat darah, menepis rasa jijik, yang kesemuanya harus dimiliki siapa tahu anak terus sangat mencintai menjadi dokter (manusia maupun hewan).
Sebuah cita-cita besar pasti dipupuk dengan minat dahulu. Apapun itu. Karena kesukaan adalah energi dalam yang akan menyalurkan motivasi. Seperti air yang dimanapun ia dibendung akan mencari celah. Seperti itulah anak. Kegemaran tidak mungkin berbentuk di benak anak tanpa pengalaman nyata untuk merasakan sensasi.
Manakala kesukaan sudah tumbuh muncul terlihat, 'Jangan berkata Jangan'. Tidak dahulu kita segera mengkritisi (kecuali jika memang sudah melenceng jauh dari nilai agama). Pupuklah minat itu dengan kebiasaan. Hanya kebiasaan yang telah terbukti melakukan perubahan. Dengan kebiasaan, yang berat menjadi ringan, spontan . . . .
About Sekolah Alam Jogja
Sekolah yang membina dan mendampingi anak dalam mengembangkan potensinya menuju berkepribadian Islami dengan keteladanan melalui proses Tadabur Al Qur'an dan Tafakkur Alam.
Prev
Posting Lama
Next
Posting Lebih Baru
You may also like
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar
lagi kurban,
oh iya aku isi akun yang anda kirimkan ke email aku apa maksudnya?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Admin :
Maksudnya, anda kami undang untuk gabung di milis sekolah alam jogja. Sebagai media sharing tentang pendidikan di negeri kita. Gitu, tertarik ?
Posting Komentar