dari Parenting School XI bersama Ustadz Adikitana

» » dari Parenting School XI bersama Ustadz Adikitana

Satu hal penting dalam pendidikan dan pembinaan anak adalah motivasi. Ibarat bahan bakar, motivasi menjadi energi penggerak anak berperilaku dan bertindak sesuai yang dikehendaki dan tujuan dalam pendidikan. Tentu tujuan itu adalah adanya perbuatan hingga bahkan karakter yang baik pada anak.

Jika melihat jenis motivasi, ada 2 macam bentuk motivasi. Motivasi dari dalam dan motivasi dari luar. Dari dua hal itu, motivasi dari dalam-lah yang lebih paten untuk membuat anak berinisiatif bertindak. Tapi, sebaliknya, manakala motivasi dalam anak belum muncul. Kita, sebagai orang tua, tentu harus terus sabar untuk memberikan perintah. Yah, kadang-kadang harus dengan bumbu ancaman sekali-kali iming-iming. Jika melihat proses dalam mendidik, terkadang kita akan berhasil memberikan perintah dan tugas pada anak orang lain. Jika kebetulan anak kita pas belajar bareng dengan temannya, teman anak kita itu sering lebih mudah mengikuti instruksi kita.

Alasan sudah akrab dan tahu kekurangan kita menjadi pemicu 'ketidaktaatan' si anak. Pantesan, sering anak-anak kita lebih nurut sama yang dikatan guru ketimbang kita, bahkan meski yang didapat dari guru itu barangkali salah (he . . he . . makanya ustadz/ah hati-hati kalo ngajari anak didiknya).  Namun begitu, bukan berarti orang tua terus lepas kendali untuk mendidik si anak. Ada  waktu yang tepat sekali untuk memberikan motivasi anak. Seperti  yang dicontohkan Rasulullah SAW. Waktu anak sakit, waktu piknik (senang-senang) dan waktu makan. Dengan menggunakan secara optimal ketiga waktu itu, Insya Allah, motivasi-motivasi yang kita sampaikan ke anak akan membekas kuat. Yang menjadi perhatian juga bagi kita. Di dunia timur memang sudah menjadi budaya jika pendidikan itu diserahkan kepada Ibu. Makaya, banyak anak sangat membekas peran ibunya.



Ada sebuah kisah unik. Bintang film terkenal China, Jacky Chan suatu ketika tidak sengaja mengikuti forum parenting. Di forum itu ditekankan pentingnya peran Ayah dalam mendidik anak. Begitu selesai dari forum, si Jacky tersadar, kemudian menelepon istrinya dan memutuskan dia yang akan menjemput anaknya. Rupanya, sekalipun ia belum pernah menjemput anaknya. Sampai di sekolah, Jacky menunggu hingga seluruh siswa keluar semua. Hingga yang tinggal si penjaga sekolah. Sewaktu mau menutup sekolah, si penjaga ditanya sama Jacky, dimanakah keberadaan anaknya. Si penjaga mengatakan, "Lho, anak Bapak kan sudah SMP, kenapa jemputnya di SD?" Rasulullah SAW juga telah memberikan banyak tauladan tentang bentuk pendidikan seorang Ayah kepada anaknya. Kita bisa lihat kualitas Fatimah Azzahra sebagai didikan Rasulullah SAW. Sehingga peran Ibu dan Ayah akan sangat menentukan sekali bentuk karakter dan sifat anak yang dididik dan dibinanya.

Share

You may also like

Tidak ada komentar