Parenting School XV : Pendidikan Nilai Holistik untuk MembentukKarakter Anak

» » Parenting School XV : Pendidikan Nilai Holistik untuk MembentukKarakter Anak

Parenting School kali ini sedikit agak berbau ilmiah. Soalnya topik yang diangkat merupakan hasil penelitian seorang dosen dari UNY. Beliau adalah bu Rukiyati. Bu Rukiyati sangat perhatian pada pendidikan holistik. Yaitu pendidikan yang menyentuh seluruh aspek yang dimiliki manusia. Bukan pendidikan yang hanya menyentuh aspek kognitif saja. Dari hasil penelusuran beliau, SDIT Alam diduga merupakan lembaga pendidikan yang  dinilai sesuai dengan obyek penelitiannya. Jadilah bu Rukiyati untuk meneliti di SDIT Alam Nurul Islam. Nah, hasilnya dipresentasikan di forum Parenting School kali ini.


Dalam penelitiannya, bu Rukiyati menggunakan metode kualitatif. Artinya, beliau menggunakan wawancara untuk mengetahui sejauh mana konsep pendidikan SDIT Alam ini baik dari para perancang dan pendiri, para pimpinan, para guru, para siswa bahkan para alumni yang saat ini ada yang sudah masuk jenjang pendidikan universitas, termasuk ditelusur dan diwawancarai.


Satu persatu makna yang digagas oleh pencetus SDIT Alam diurai, termasuk makna Alam. Alam merupakan realitas yang berzikir, ciptaan tuhan yang tidak semata spontan adanya. Sehingga harus dilakukan pemeliharaan. Alam juga dimaknai sebagai learning center bagi siswa, sehingga mempengaruhi desain bangunan dan lingkungan yang mewarnainya bertujuan sebagai obyek belajar. Kemudian, SDIT Alam dirancang sebagai sekolah yang menyenangkan bukan sebagai tempat seperti penjara yang dipenuhi hukuman dan ancaman. Sehingga membuat anak terpaksa belajar. Nilai yang diangkat oleh SDIT Alam ini disingkat sebagai SIP, Sholih, Ilmuwan dan Pemimpin. SDIT Alam tidak hanya menginginkan anak-anaknya Sholih semata tapi juga harus memiliki karakter ilmuwan yang senantiasa melakukan penelitian serta karakter Pemimpin dengan tanggung jawab dan segala sifat pembentuknya.

 

Dari hasil wawancara didapatkan adanya kesamaan antara siswa yang masih sekolah di tiap level kelas dengan para alumni. Mereka dominan mengatakan bahwa menganggap baik, ramah, teman tak berjarak, mengayomi kepada ustadz/ahnya. Meski satu dua juga yang berkomentar ada juga ustadz/ah yang tidak enak, pemarah dan jahat. Sempat ada hadirin yang menanyakan validitas data jika hanya cukup dengan wawancara dinilai kurang padahal nilai holistik haruslah diamati dalam setiap detik kesehariannya. Bu Rukiyati menanggapi bahwa ada keterbatasan dalam wawancara, tidak memungkinkan untuk membersamai obyek setiap saat. Tapi, orang tua alumni bersangkutan juga diwawancarai untuk melihat sejauh mana kekonsistenan ucapan alumni tersebut.


Sempat ada hadirin bertanya,  apakah bu Rukiyati ini sengaja diminta oleh yayasan untuk meneliti SDIT Alam sehingga kok hasilnya bagus-bagus gitu.  Bu Rukiyati menjawab bahwa beliau datang ke SDIT Alam tak ada satupun yang dikenal. Beliau hanya perhatian pada pendidikan holistik kemudian browsing di internet menemukan blog SDIT Alam dan melakukan penelitian.

Secara umum, bu Rukiyati menyimpulkan, meski ada beberapa kekurangan, diantaranya dalam keseragaman ustadz/ah dalam mendidik, sebagai catatan juga peran orang tua masih dirasa sangat kurang. Padahal SDIT Alam menganut bahwa pendidikan yang terpadu. Di sekolah dan di rumah. Guru dan orang tua. Kurang tahunya visi-misi sekolah membuat orang tua yang berbuat terlalu longgar dalam menanamkan nilai yang sudah ketat di sekolah. SDIT Alam masih sangat jauh lebih baik dibanding dengan sekolah terutama negeri yang sekarang masih mengandalkan nilai akademis saja. Komentar beliau "Anak saya sudah besar-besar, kalau masih kecil pasti akan saya masukkan ke SDIT Alam Nurul Islam".

Download Makalah Parenting klik disini

FB bu Rukiyati klik disini

Share

You may also like

Tidak ada komentar