Pentas Teater Kelas 2 : ' Bukan Urusanku ! '

» » » Pentas Teater Kelas 2 : ' Bukan Urusanku ! '

Satu bulan sudah terlewati di semester dua ini, tentu tema pertama di setiap level kelas sudah selesai. Saatnya tutup tema dan memamerkan produk hasil pembelajaran mereka. Indikator belajar berhasil adalah adanya perubahan. Bukan semata tahu tapi mampu. Lebih jauh dan idela lagi jika pembelajaran mampu memberi, menebar kemanfaatan bagi manusia dan bahkan makhluk sekitar. 
 Menutup tema pembelajaran 'Musyawarah', kelas 2 SDIT Alam membuat proyek dengan penampilan teater yang diberi judul 'Bukan Urusanku !' Teater kelas 2 ini tampil pada hari Jum'at 29 Januari 2016 di GOR SDIT Alam Nurul Islam. Dengan mengundang para orang tua siswa beserta keluarga, momen teater ini akan menjadi kali pertama show besar disamping Gelar Potensi Siswa. Teater terdiri dari 2 babak. Babak pertama menampilkan 'Once upon a Time' -nya perkembangan musyawarah dalam mengambil keputusan atas sebuah permasalahan. Diawali dengan tampilan anak-anak yang berpakaian bak keluarga Flinstone karena memang mereka sedang tampil di jaman batu. Rupanya untuk mengambil keputusan saat itu berdasarkan siapa yang paling kuat. "Yang paling kuat lah ia yang menang !" begitu seru ketua suku kepada rakyatnya dalam menentukan apa yang akan dimakan suatu hari.
 Jaman selanjutnya adalah jaman kerajaan. Dimana sang raja adalah pemutus utama setiap pilihan dalam setiap masalah. Sehingga si patih selaku perantara raja dan rakyat harus bolak-balik komunikasi untuk memenuhi permintaan rakyatnya karena raja tidak boleh ketemu langsung dengan rakyatnya. Tapi lucunya di adegan tersebut si raja akhirnya menuruti permintaan rakyatnya untuk dikasih ice cream . . . hihihi
Berlanjut di jaman Wild wild West, jaman koboi. Dimana keputusan ditentukan dengan adu tembak untuk menunjukkan kejantanan para koboi. Adegan lucu saat 2 koboi adu tembak, setelah kedua koboi melepas tembakan, salah seorang koboi tersungkur disusul kemudian koboi satunya juga kena tembak. Menjelang ajal kedua koboi tersebut menyesal kenapa diputuskan pakai adu tembak. Jaman terakhir yang ditampilkan adalah jaman terkini dengan hadirnya Pak Rete (pak RT red) yang memutuskan perselisihan kumpulan 2 bocah yang saling berebut Durian dengan berantem. Meski Pak Rete sempat kena juga pukulan bogem baocah-bocah tapi dengan dedikasinya ia hadir sebagai penengah warganya. Salut pada Pak Rete.
Babak kedua penampilan teater berjudul 'Bukan Urusanku !' Seting kejadian di tahun 80an dimana menceritakan seorang anak bernama Bagas yang diingatkan kembali dahulu semasa ayahnya masih hidup. Ayahnya seorang yang berkarakter tegas dan keras. Ia ingin anaknya menjadi siswa yang selalu berprestasi sehingga selalu menginginkan anaknya untuk selalu belajar keras. Suatu hari si Bapak baru saja mendapatkan rapor hasil belajar si Bagas dan dijumpai nilai-nilai yang kurang. Betapa marah dan kecewanya Bapak menakala menemukan si Bagas yang justru tidak belajar keras namun malah sering bermain dengan teman-temannya.
Kemarahan Bapak tumpah ruah pada diri Bagas. Bapak merasa sudah banyak jerih payah dilakukan untuk kesuksesan Bagas tapi apa daya si Bagas buruk prestasinya. Si Ibu hadir mengkondisikan suasana dan sedikit membela Bagas, tapi justru menambah kemarahan Bapak. 
Bapak tambah uring-uringan lagi manakala saat Bagas mau main Ibu memberi ijin bukannya meminta Bagas untuk selalu belajar karena nilainya yang kurang. Kemarahan Bapak memuncak sampai membentak Ibu untuk lebih tegas pada Bagas. "Urusan rumah, anak semua adalah urusan Ibu, itu bukan urusanku !" Tiba-tiba Bapak terkena serangan jantung dan mendapatkan ajalnya, si Bagas mendekat sedih, Bapak pun merasa menyesal telah menekannya supaya selalu memenuhi permintaannya. Akhirnya Bapak meninggal . . . . .
Teater 'Bukan Urusanku !' naskah ditulis oleh Abdullah Imaduddin, Musik oleh Ginong Pratidhina Nur Muhammad, Properti oleh JAB, Jaringan Anak Bahasa UAD, Sutradara Yunarko Budi Santoso. Pemeran, Bapak oleh Muh Hamdan, Ibu oleh Dyah Nurhidayati, Bagas besar oleh Maulana, Bagas kecil oleh Adin.


Share

You may also like

Tidak ada komentar