Outbound April : Human Bridge

» » » Outbound April : Human Bridge

Pekan kedua April ini saatnya kegiatan outbound setiap kelas berlangsung. Dimulai dari kelas atas, kelas 4, 5 dan 6 untuk hari Selasa, Rabu dan Kamis. Untuk pekan berikutnya disusul oleh kelas kecil, kelas 1, 2 dan 3. Setiap kelas merancang menu outboundnya sendiri-sendiri. Disesuaikan dengan target karakter yang akan dibentuk atau masalah kelas yang akan diterapi melalui permainan dan simulasi di outbound. 
Dari semua kelas boleh jadi berbeda, namun untuk kegiatan low/high impact-nya mempunyai desain sama. Untuk menu low impact kali ini adalah permainan Human Bridge, Jembatan Manusia. Semua anak dalam satu kelas berpasangan untuk membawa satu bilah bambu. Bambu itu harus dipegang kuat dan diletakkan dengan ketinggian yang pas untuk dinaiki. Satu per satu anak harus melewati bilah bambu. Begitu melewati, dengan pasangannya si anak tersebut kemudian membentuk formasi seperti jembatan yang terbuat dari bambu yang dipegang. 
Keseimbangan badan menjadi keharusan bagi anak yang melewati jembatan. Kekuatan mencengkeram bambu menjadi keharusan bagi pasangan yang memegang bilah bambu. Semua anak dipastikan aman melewati jembatan. Berurutan memanjang jembatan itu bergerak hingga semua anak selamat menyeberang. Saat ada satu pun penyeberang yang jatuh, maka menjadi konsekuensi kelompok untuk mengulang formasi dari awal. Kebersamaan menjadi keharusan bangkit lagi dari kegagalan.



Keberhasilan dari permainan ini sangat dipengaruhi pada kesolidan tim. Pasangan laki-laki dan perempuan sengaja dipilih karena biasanya dengan formasi itu beresiko untuk saling ejek. Itu menjadi ujian tim secara keseluruhan. Kemampuan menahan beban dari setiap anak dari yang ringan hingga terberat juga menjadi penentu keberhasilan usaha tim. Observer bisa mengamati detail satu-per satu anak. Terutama anak yang diindikasikan bermasalah dalam bersosialisasi untuk interaksi dalam grup. Anak yang masih asyik dengan egonya sendiri. Anak yang masih mempunyai kekhawatiran untuk gagal. Bahkan anak yang takut dengan air. Semuanya sangat cocok diterapi dengan permainan high impact ini.
 

Share

You may also like

Tidak ada komentar