Entah siapa yang mulai. Siapa yang menemukan. Tahu-tahu anak-anak suka dan selalu senang bermain entho-entho. Tanah yang dibasahin kemudian dicetak pake tangan menjadi bulatan-bulatan sebesar bola tenis.
Dan nama entho-entho pun gak satupun yang tahu dan mengaku penemunya. Setiap istirahat dari kelas manapun terlihat asyik memainkan entho-enthonya. Ada yang sengaja dibuat besar hingga menyamai bola bowling. Diperkeras untuk diadu kekerasannya. Atau sekedar digelundungkan seperti bola bowling.
Tekniknya pun macam-macam. Ada yang langsung dicetak dari tanah yang dibasahin. Ada yang diperbesar dengan menggulung-gulungkan dengan tanah kering. Entah laki maupun perempuan. Permainan untuk semua gender dan segala usia.
Anak-anak jadi bertanya, "Lho mengapa bisa ya dinamakan entho-entho?" Wah beruntung ya yang menemukan. Dia bebas ngasih nama barang temuannya. "Coba jika aku yang menemukan virus flu burung pasti deh aku kasih nama cuilik-menthik". Biar orang-orang tidak ketakutan banget ama tu virus. Nama kan bisa memberi kesan. Coba kalo gajah yang gede itu diganti namanya jadi mini-mini, pasti terkesan bentuknya kecil sebelum melihat ujud aslinya. Nah, itulah enaknya jadi penemu. Bebas memilihkan nama untuk hasil temuannya. Siapkah kalian jadi penemu ?
About Sekolah Alam Jogja
Sekolah yang membina dan mendampingi anak dalam mengembangkan potensinya menuju berkepribadian Islami dengan keteladanan melalui proses Tadabur Al Qur'an dan Tafakkur Alam.
Prev
Posting Lama
Next
Posting Lebih Baru
You may also like
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar
setahu saya entho-entho (dalam bahasa jawa) itu mata kaki....ada mainan namanya entho2 juga ya...baru tahu..salam kenal..
Posting Komentar