020513 : Hardiknas 2013

» » 020513 : Hardiknas 2013

Setiap 2 Mei peringatan hari Pendidikan secara Nasional dilakukan. Mengapa harus tanggal 2 Mei? Itu adalah keputusan pemerintah yaitu Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959 yang diambil dari tanggal lahir tokoh Ki Hajar Dewantara yang dianggap sebagai pelopor pendidikan di negeri ini. Meskipun selain Ki Hajar Dewantara juga banyak tokoh yang bergerak di bidang pendidikan. SDIT Alam Nurul Islam setiap tahun memperingati hari Pendidikan Nasional dengan acara khasnya. Semua siswa dikumpulkan di GOR kemudian ada beberapa acara yang dilakukan.
DSC_6399
Acara dimulai dengan muraja'ah 3 surah di juz 30. Surah an-Naba, an-Nazi'at dan Abbasa. Setelah itu ust. Bintara selaku MC meminta Ibrahim kelas 5A maju ke depan untuk menceritakan sinopsis biografi Suryadi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Kebetulan Ibrahim pernah kultum tentang biografi Ki Hajar Dewantara.
erima kasi
Acara dilanjut dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Terima Kasih Guruku. Anak-anak bersemangat sekali menyanyikan lagu kebangsaan. Setiap syair bermakna dan memompa semangat kebangsaan. Siap menjadi pengisi kemajuan bangsa di masa depan.
Setelah itu ust. Ariefuddin memberikan sambutan peringatan Hari Pendidikan Nasional. Banyak orang berjuang menggunakan Pendidikan sebagai senjata. Rasulullah SAW mendidik orang-orang yang pertama kali masuk Islam dengan mendidiknya. Hingga Islam tersebar di dunia hingga kita rasakan sekarang ini. Dahulu negeri kita dijajah sangat lama, bayangkan 350 tahun. Tapi kita bisa membebaskan diri dari penjajahan setelah beberapa orang dididik dan kemudian berjuang menggunakan pendidikan untuk melawan penjajah. Jepang pernah hancur lebur dibom atom Amerika. Yang dilakukan pertama kali kaisar pada waktu itu adalah mengumpulkan guru-guru yang amsih hidup. Hasilnya, kita bisa lihat. Semua produk kendaraan bermotor yang kita pakai hampir dominan dari Jepang. Semua alat elektronik juga buatan Jepang. Jepang berjuang menjadi maju juga dengan Pendidikan. Tetapi, jangan dengan pendidikan justru malah melahirkan kejahatan. Jangan dengan pendidikan justru muncul kebiasaan nyontek, bolos, malas dan melecehkan. Seperti beberapa siswi SMU yang melecehkan sholat. Itu berarti harus ditinjau lagi bagaimana Pendidikan dilakukan oleh para pengampunya. Siapkan diri kalian untuk menjadi penentu kemajuan negeri kita. Jangan sampai di masa depan kita tersisih oleh orang-orang asing karena kualitas kita yang kalah dengan mereka. Begitulah kurang lebih sambutan dari kepala sekolah.
Acara ditutup dengan nobar alias nonton bareng film yang penuh inspirasi yaitu Film Serdadu Kumbang. Film yang menceritakan tentang kehidupan seorang anak bernama Amek, salah satu murid SDN 08 yang memiliki sifat Introvert. Dia harus berada dilingkungan pendidikan dengan system pendidikan yang begitu ketat. Manakala Amek datang terlambat, maka dia harus bersiap dengan segala hukuman yang akan ia terima dengan teman-temannya yang terlambat pula. Amek memiliki seorang kaka yang baik, raji, pandai pula. Minun adalah nama kaka Amek yang sering mengikuti kejuaran Matematika, bahkan ia memenangkan beberapa kejuaran tingkat kabupaten.
Ada hal unik yang dilakukan Amek, Minun kaka amek, dan teman-temannya. yakni kebiasaan mereka menggantungkan setiap mimpi mereka diatas sebuah pohon besar. Mimpi yang mereka bungkus dengan botol, lalu digantungkan pada bagian batang pohon tersebut. Suatu ketika mereka kembali untuk sekedar melihat atau bahkan membuktikan mimpi yang pernah mereka tulis tersebut.
Point pendidikan yang dapat disimpulkan dari film ini adalah tentang system pendidikan, dan mimpi anak-anak tentang cita-cita dan keberhasilan mereka. System pendidikan yang diterapkan pada gambaran film ini merupakan system yang kaku. Mendidik dengan menghukum. Menghukum dengan hukuman yang sama sekali tidak akan berdampak pada pola pendidikan yang akan anak-anak dapatkan. System pendidikan yang yang dewasa ini akan mendapatkan sanksi tegas dari dinas pendidikan jika diterapkan pada lembaga pendidikan manapun.
Point kedua yang bisa ditangkap dari film ini adalah mengenai kekuatan mimpi dan cita-cita anak-anak. Amek, yang sejatinya ingin menjadi seorang pembawa acara berita, ia senantiasa mengejar cita-citanya. Bahkan tak jarang teman-temannya mendapati amek seolah sedang membawakan acara sebuah berita.


Share

You may also like

Tidak ada komentar