Outbound Periode Agustus 2016

» » » Outbound Periode Agustus 2016

Bulan Agustus saatnya mengawali program yang termasuk favorit semua siswa, Outbound. Pengelolaan outbound tahun ini ada sedikit perubahan dengan tujuan supaya pelaksanaannya lebih optimal. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk mendekati dari bentuk pengelolaan yang ideal. Peran guru kelas tidak lagi mengonsep materi outbound hingga detail pelaksanaannya. Tim guru kelas bertugas untuk menginventarisasi dinamika di kelas yang menyangkut permasalahan personal maupun komunal siswa. Daftar permasalahan disampaikan kepada tim outbound untuk dibuat desain outboundnya. Mulai dari bentuk fun game, dinamika kelompok, low impact hingga high impactnya. Sebelum pelaksanaan, tim outbound bertemu dengan tim guru level untuk melakukan koordinasi terkait dengan teknis skenario hingga nilai-nilai apa yang akan disasar untuk ditindaklanjuti perubahannya pada diri anak setelah pelaksanaan outbound.


Kali ini permasalahan siswa yang diangkat adalah terkait dengan lemahnyasiswa dalam memberikan perhatian pada instruksi. Faktor mendengarkan menjadi kunci utama siswa supaya setiap instruksi bisa dilakukan dengan baik. Halangan lemahnya perhatian tersebut disebabkan banyak hal. Ngobrol antar teman, benda-benda di sekitar terkhusus mainan, suka melamun, atau bisa jadi siswa kurang mengerti dalam mencerna isi instruksi tersebut. Untuk menterapi problem tersebut, permainan Kolam Ranjau menjadi pilihan. Tim membuat track yang diberi halangan di tengah-tengah sepanjang track. Dari 2 ujung track, satu per satu siswa diminta menyusuri tanpa harus mengenai halangan. Untuk berjalan mata mereka ditutup, mereka dipandu secara lisan oleh teman-temannya di luar track. Selama proses permainan, satu per satu bisa kita amati mana siswa yang benar-benar butuh terapi perhatian dan mana yang memang sudah siap dengan setiap instruksi. 

Permainan resiko tinggi / High Impact kali ini adalah Landing Net, atau Jaring Pendarat. Setiap siswa diwajibkan untuk menaiki jaring yang terbuat dari tali hinga mencapai ketinggian tertentu. Setelah mencapai tujuan mereka kemudian terjun dengan pengamanan tali karmantel yang digantung di tubuh mereka dengan pengaman harnes. Tujuan dari permainan ini adalah adanya tantangan personal sehingga setiap siswa ditantang untuk mengendalikan rasa takutnya agar tujuan memanjat tali bisa tercapai. Selain itu kepercayaan diri menjadi kunci keberhasilan permainan ini, keuletan dan kesungguhan menjadi pendorong setiap pemanjat bisa mencapai tujuan. Ketrampilan memanjat yang benar juga diharuskan dikuasai supaya secara praktis pemanjatan mudah dilakukan. Mendahulukan tangan yang menggapai tali sebagai tumpuan kekuatan awal menjadi keharusan yang kemudian disusul dengan pijakan kaki yang mengikuti gerak tangan. Posisi ini memudahkan badan menemukan keseimbangannya. Untuk kelas atas, 4 hingga 6, ketrampilan memasang pengaman harnest secara mandiri kemudian melakukan pengamanan melalui tali atau belay temannya, sehingga nilai tanggung jawab serta respek ikut ditanamkan secara tim.Keseluruhan pengalaman, pengetahuan dan nilai dishare bersama dalam forum Debriefing atau pemaknaan di akhir kegiatan. Di forum ini akan lebih kuat jika dilengkapi dengan dokumentasi gambar atau video. Penggalian pengalaman dan kesan yang dirasakan selama outbound digali untuk menemukan respon peserta dari desain outbound yang dibuat. Dari respon yang sudah tergali tersebut, guru kelas yang berperan sebagai fasilitator melakukan pengikatan makna seluruh aktivitas dikaitkan dengan nilai-nilai yang dituju. Di penghujungnya seluruh peserta diikat dengan komitmen perubahan melalui kebiasaan baru selanjutnya di kelas dan di rumah.

Share

You may also like

Tidak ada komentar