Outing perdana tahun ajaran 2016-2017

» » » Outing perdana tahun ajaran 2016-2017

Mengakhiri tema pembelajaran kedua di semester 1 ini, beberapa kelas sudah mulai melaksanakan kegiatan outing. Kegiatan yang bertujuan untuk memberi kesempatan lebih kepada siswa untuk melakukan pengamatan lebih dalam, luas dan kongkrit terhadap obyek pembelajarannya. Karena di outing ini para siswa lebih mudah untuk melakukan observasi langsung, menggunakan panca indra sebagai perangkat pembelajaran karunia dari Pencipta. Untuk mengenal ciptaan-Nya.
 Membawa tema Kerukunan, siswa kelas 1 mengadakan outing ke desa wisata Grogol Godean Sleman. Di sini anak-anak melakukan serangkaian permainan yang seru. Seperti tarik tambang, halang rintang dan beberapa kegiatan lain yang memungkinkan anak untuk melakukan aktivitas yang mengeratkan kerukunan di antara mereka. 
Setelah selesai melakukan permainan seru, anak-anak bersih diri dilanjutkan sholat Dhuhur berjama'ah. Untuk makan siangnya mereka melakukan santap siang secara bersamaan. Satu tempat berupa nampan besar yang berisi nasi, lauk, sayur disantap bersama untuk setiap kelompok. Kerukunan setiap anak diuji dengan makan seperti ini. yang biasanya selalu mendapatkan apa yang disukai, dengan bersama-sama mereka diharuskan untuk saling tenggang rasa, berbagi untuk tujuan bersama.
  Belajar tema makhluk hidup, siswa kelas 2 melakukan pengamatan langsung berbagai jenis hewan di kebun binatang Gembira Loka. Siswa disediakan obyek belajar yang bervasiasi. Aktivitas menginderai seperti menyentuh, membaui bisa dilakukan. Terkhusus di bagian satwa reptil. Siswa dipersilahkan untuk menyentuh langsung ular Phyton dengan pengawasan petugas dari kebun binatang.
Mempelajari tema makhluk Hidup dan Lingkungan, siswa kelas 3 mengunjungi WRC, Wildlife Rescue Center. Pusat penangkaran hewan liar yang sebelum dilepas ke hutan secara bebas. Ternyata, banyak hewan liar yang dilindungi oleh undang-undang dipelihara oleh per seorangan bahkan diperjualbelikan secara bebas. hal tersebut tentu makin lama akan berakibat pada keberadaan hewan liar tersebut. WRC dengan luas lahan 14 hektar sebagai lembaga konservasi hewan fokus pada hal tersebut. Di sini siswa sambil mengamati hewan-hewan yang ditangkarkan mendapat penjelasan dari fasilitator WRC. Semua hewan di sini akan dilepas ke hutan liar, di sini mereka sedang sekolah untuk menjadi liar. Aneh ya, kalo manusia sekolah itu supaya beradab, eh hewan-hewan ini sekolah supaya jadi liar. Betul, karena kebanyakan hewan liar itu sudah tidak liar karena dipelihara manusia. Mereka jinak bahkan mempunyai nama jika dipanggil namanya akan menoleh, makan juga sudah disediakan sama pemiliknya. Dengan kondisi tersebut hewan dilepas di hutan tentu dia tidak akan bisa survive mempertahankan hidupnya sendiri.
Bagi hewan yang sakit akan diobati dan disembuhkan. Untuk yang mati akan dilakukan pembedahan di ruang Incenerator dengan tujuan diketahui penyebab kematiannya. Jika kematiannya diakibatkan penyakit menular jasad hewan mati tersebut akan dibakar untuk menghindari penularan ke hewan lainnya. Para pengunjung sebelum masuk area hewan diwajibkan melumuri badannya dengan lotion anti nyamuk supaya terhindar dari gigitan nyamuk yang merupakan media penularan penyakit. Selama di area satwa pengunjung juga harus tenang tidak diperkenankan melakukan aktivitas yang menarik perhatian satwa bahkan memberi makan satwa. Saat di lokasi kita juga sempat menjumpai 2 orang warga asing menjadi relawan pemelihara satwa di situ. 
 Selesai di WRC perjalanan outing berlanjut ke waduk Sermo untuk mengamati kenampakan alam buatan dan alami. Waduk dengan luas 157 hektar ini dibangun dengan tujuan sebagai penyangga air pertanian di Yogyakarta secara umum dan Kulonprogo khususnya. Selain untuk pengairan, waduk Sermo dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Di lokasi bisa dijumpai beberapa dermaga untuk kapal motor keliling waduk. Beberapa spot untuk foto selfi juga disediakan sebagai bentuk menikmati panorama indahnya waduk.
 Mempelajari tema Makhluk Hidup juga, siswa kelas 4 melakukan outing di pusat peternakan kambing Ettawa di desa Nanggring Turi Sleman. Kambing-kambing ini diternakkan dalam rangka untuk dimanfaatkan susunya yang diproduksi dan dijual dengan tujuan konsumsi rumah tangga. Para siswa berkesempatan untuk melakukan simulasi memerah susu kambing ini. Tentu sangat berbeda dengan memeras susu pada sapi.
Selain memerah susu, para siswa juga ikut belajar bagaimana mengolah susu hasil perahan kambing ini untuk dimatangkan siap konsumsi. Beberapa perlakuan khusus supaya steril dan awet dilakukan.
Selesai darai pusat peternakan kambing Ettawa, perjalanan berlanjut ke kantor pemerintah kabupaten Sleman. Siswa belajar terkait dengan tata pemerintahan kabupaten. Di pemerintahan kabupaten mereka mengenal struktur dan fungsi pemerintahan. Mengenal nama pejabat hingga ke wilayah dan penghasilan utama kabupaten Sleman.


Share

You may also like

Tidak ada komentar