Buka Tema Kelas 3 : Big Puzzle Game

» » » Buka Tema Kelas 3 : Big Puzzle Game

Membuka tema pembelajaran baru di bulan Oktober ini, kelas tiga akan menikmati pembelajaran yang spesial. Karena tema yang dipilih pas dengan waktunya. Yaitu tema Sumpah Pemuda. Untuk mengawali pembelajaran tema Sumpah Pemuda diadakanlah kegiatan buka tema dahulu. Karena kegiatan buka tema sangat penting karena selain berfungsi untuk mengantarkan, buka tema juga sebagai media untuk mendorong rasa ingin tahu, curious booster. Harus kita sadari bahwa energi belajar setiap manusia itu adalah rasa ingin tahu, curiousity. Manakala sudah terpicu, siapapun akan mengejar dahaga ingin tahunya itu kemanapun dan kapanpun. Senekat apapun. Tak hanya harta bahkan nyawapun dikorbankan hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Dan itulah alasan mengapa menuntut ilmu itu termasuk jihad. Orang yang dalam proses perjalanan menuntut ilmu apabila meninggal termasuk yang mendapatkan pahala jihad.  
 Sumpah Pemuda dan materi sejarah sosial lainnya termasuk yang cukup berat dipahami oleh siswa. Mereka harus menghafal kronologi kejadian, waktu, nama tokoh, nama tempat, kaitan kejadian, konflik dan intrik yang terjadi. Sehingga untuk sebagian siswa, pelajaran sejarah itu termasuk berat. Nah, supaya anak-anak mengenal sejarah penting yang dilewati bangsa ini. Sehingga mampu mengambil pelajaran untuk masa depan, maka memahami sejarah terutama bangsa dan negara ini tetaplah penting. Namun, pilihan metode yang tepat, yang mampu masuk di dunia anak-anak lah yang paling penting direncanakan. Tidak asal disampaikan dengan ceramah, anak harus menghafal karena merasa berat berakibat anak muncul rasa tidak suka pada pelajaran sejarah, lebih parahnya lagi benci pada sejarah bangsa kita.
Pilihan metode untuk buka tema Sumpah Pemuda ini adalah dengan kegiatan big game, permainan besar. Yang melibatkan seluruh siswa kelas 3 yang berjumlah 84 anak. Permainan yang dijalankan adalah, seluruh siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 5 - 6 anak. Setiap anak diberikan petunjuk berupa narasi kemana mereka harus pergi ke suatu tempat. Di setiap tempat itu mereka diharuskan menemukan satu lembar kertas untuk satu anggota kelompok. Di kertas tersebut akan ada berbagai bentuk coretan. Tugas mereka adalah menggabungkan kertas berisi coretan tersebut menjadi satu sehingga mempunyai makna dan bisa dipahami isi pesannya.
 Setiap kelompok mempunyai petunjuk yang berbeda urutan tempatnya. Sehingga tidak memungkinkan sama rute. Meskipun berpapasan antar kelompok masih sangat mungkin. Setiap kelompok bertugas memastikan seluruh anggota kelompoknya mendapatkan satu lembar kertas berisi coretan. Dilarang untuk mendapatkan lebih dari satu.
Tugas selanjutnya, setelah semua anggota memegang satu lembar kertas. Mereka harus menyusun setiap lembar kertas. Setiap kelompok diperkenankan melakukan kerjasama dengan kelompok lainnya. Yang penting setiap lembar kertas tersusun bisa terlihat pesannya.
Setiap kelompok bergerak untuk mendapatkan lembar kertas yang sesuai dengan didapatkan. Beberapa kelompok langsung menggabungkan diri. Ada sebuah dinamika menarik yang terjadi selama proses penggabungan lembaran kertas. Ada 2 kelompok besar yang bekerja untuk melakukan penggabungan kertas. Dua kelompok tersebut mayoritas dari kelas 3B dan 3C. Kelas 3A terpecah berdiaspora bergabung dalam 2 poros besar tersebut. Ada beberapa upaya untuk melakukan penggabungan 2 kelompok besar tersebut, beberapa anak nampak melakukan lobi namun belum juga berhasil. Mereka masih saja asyik untuk menyusun lembaran kertas. Meski sebagian sudah berhasil tersusun, rupanya belum sempurna. Beberapa anak terus melakukan lobi.
Terlihat potensi pemimpin dan diplomat di beberapa anak yang mempunyai inisiatif muncul. Mereka mencoba menyelami alasan mengapa penggabungan 2 poros tersebut tidak sukses dilakukan. Sampailah pada titik mereka sudah terkunci masing-masing. Di salah satu kelompok terjadi perbincangan. Rupanya, mereka harus meminta ijin dahulu pada salah satu anak untuk melakukan proses kerjasama dua kelompok. Karena si anak tersebut posisinya baru di kelas. Sejurus kemudian, beberapa anak nampak berlarian dengan wajah ceria sambil meneriakkan "Gabung ! Gabung !" jadi begitu si tokoh kunci sudah merestui, proses penggabungan tersebut segera dilakukan. Bersatulah mereka untuk bersama menyusun puzzle besar.
Tahukah Anda siapa tokoh kunci itu? Di luar dugaan, si tokoh kunci itu rupanya selama ini diluar dugaan siswa dan guru. Anaknya pendiam, dia termasuk siswa 3A yang kelasnya berdiaspora tadi. Rupanya dibalik diamnya, si anak tersebut mempunyai pengaruh dan sebagai penentu pemersatu 2 kelompok besar. Itulah the real leader !
  The Man of The Game
Dengan model pembelajaran sambil mengalami ini, selain anak mendapatkan pengalaman karena melakukan, mereka akan saling mengetahui sifat diantara mereka. Terlihat selama proses pengerjaan penyatuan puzzle, tak sedikit anak-anak yang justru asyik dengan kegiatan lain. Bermain kejar-kejaran, pergi tidak di tempat. Guru sangat terbantu sekali mendapatkan informasi sifat dan perilaku siswa melalui observasi di model pembelajaran permainan ini. 

Share

You may also like

Tidak ada komentar