Siswa, Orang Tua dan Guru Bersatu Dalam Sumpah ! Aku Ini Indonesia !

» » » Siswa, Orang Tua dan Guru Bersatu Dalam Sumpah ! Aku Ini Indonesia !

Filosofi lahirnya lembaga sekolah itu adalah bahwa dikarenakan munculnya Revolusi Industri, sehingga setiap manusia tak terkecuali pasangan di setiap keluarga menghabiskan porsi waktunya untuk bekerja di perusahaan-perusahaan. Sehingga waktu untuk melakukan aktivitas pendidikan kepada anak-anaknya hampir tidak mencukupi. Para orang tua yang mempunyai nasib yang sama tersebut berkumpul dan mempunyai kesepakatan dimunculkannya sebuah lembaga untuk mendidik anak-anak mereka. Saat itulah sekolah menjadi lembaga yang membantu peran para orang tua dalam mendidik putra-putrinya. Sehingga peran para orang tua tentu masih sangat kuat terikat dengan proses pendidikan yang dilangsungkan oleh lembaga sekolah. Jaman berjalan, paradigma bergeser. Sekarang sekolah semakin independen dalam menjalankan proses pendidikannya. Bahkan beberapa turut terjebak dalam industri komersialisasi. Peran orang tua yang sebelumnya sebagai mitra kuat bergeser menjadi konsumen yang hubungannya bukan lagi saling mitra tapi hubungan penjual dan pembeli. Orang tua menyerahkan sepenuhnya urusan pendidikan anak-anaknya kepada sekolah. Sekolah mewajibkan dengan tarif yang semakin mahal terutama untuk sekolah swasta. Sehingga manakala terjadi ketidakpuasan hasil, para orang tua selalu melayangkan kritik dan protes kepada sekolah. Sekolah dan orang tua semakin berjarak, hubunganya semakin formal dan kaku.

Harapan untuk mewujudkan harmonisasi antara sekolah dan orang tua harus terus ditemukan metode dan solusinya. Hal tersebut penting untuk menyadarkan dan mengembalikan paradigma bahwa kewajiban pendidikan itu hakikatnya ada di para orang tua, bukan sekolah. Nah, ide sederhana untuk mencapai harapan itu mudah saja. Orang tua diikutsertakan dalam program dan kegiatan yang dilakukan siswa. Itu saja. Pasti, para orang tua akan ikut merasakan dan muncul inspirasi yang nantinya bisa diteruskan dibawa ke rumah dalam mendampingi putra-putrinya. Termasuk dalam even tutup tema pembelajaran kelas 3 kali ini. Tutup tema sebagai bentuk sajian hasil produk belajar dikemas dalam bentuk seni pertunjukan musikal. Tidak ketinggalan, orang tua juga ikut serta menunjukkan kebolehannya dalam pentas pertunjukan.
 Topik sejarah Sumpah Pemuda untuk kelas 3 cukup berat dipahami. Kronologi, tanggal, tahun, nama tokoh dan nama tempat. Untuk anak yang tidak suka menghafal tentu hal ini menjadi cukup membosankan. Metode bermain peran dalam drama tentu menjadi pilihan yang menarik bagi semua murid. Bermain peran di pentas panggung teater sebenarnya dengan tirai dan lighting yang mendukung. Kostum dan make up serta musik yang menukung alur cerita. Apalagi pilihan waktu di malam hari saat pentasnya menambah ruh teater mendekati sempurna.
   Keputusan pentas drama yang serius ini tentu berani dijalankan setelah didiskusikan dengan para orang tua dalam dewan kelas. Para orang tua siap dengan dukungan baik dana, tenaga bahkan ikut terjun langsung dalam teknis seperti menyiapkan kostum, make up, konsumsi penonton. Peran orang tua makin mengharmoni dengan sambutan yang bersemangat atas tawaran untuk ikut serta menampilkan pentas sebelum drama musikal para siswa. Para orang tua serius menyiapkan segalanya, hampir tidak terasa mana orang tua, mana guru. Semua menjadi panitia yang bertujuan untuk menyukseskan pentas tutup tema Sumpah Pemuda.
Bahu membahu demi pentas yang sukses sehingga melepas status sebagai orang tua yang seharusnya cukup duduk manis siap melihat penampilan putra-putrinya. Melayani para tamu dan para guru yang sibuk (juga melepas status gurunya) menyiapkan dkorasi panggung dan kostum pemain.
Bisakah Anda tunjukkan manakah yang merupakan guru, manakah yang merupakan orang tua? Betul menyatu dalam harmoni sudah dilakukan bersamaan dengan semangat persatuan dan kesatuan yang terkandung dalam nilai Sumpah Pemuda. Tema Sumpah Pemuda bukan semata menjadi hafalan semata tapi maujud dirasakan dan terjadi antara siswa, orang tua dan guru. 

Share

You may also like

Tidak ada komentar