Outing Kelas IV : Pasar Beringharjo - Energi Hybrid Pantai Baru

» » Outing Kelas IV : Pasar Beringharjo - Energi Hybrid Pantai Baru

Outing pertama di semester 2 ini, anak-anak diajak lebih dekat dan nyata lagi untuk mempelajari Kegiatan Ekonomi di Yogyakarta sebagai materi IPS dan Energi Alternatif sebagai materi IPA. Untuk mengenal kegiatan ekonomi, kelas IV mengunjungi pasar terbesar di Yogyakarta. Yup, benar, pasar Beringharjo. Pasar dengan lokal 3 lantai ini hampir berbagai hal bisa didapatkan di pasar ini. Dari yang basah hingga yang kering, dari yang terbaru sampai ke barang bekas, dari yang bisa dimakan hingga cuma jadi pajangan. Anak-anak diberi tugas untuk melakukan wawancara kepada para penjual. Baik jual barang maupun jasa. Lebih diutamakan para penjual partai kecil bukan yang saudagar besar. Tujuannya untuk mengetahui seberapa keras usaha mereka dalam melakukan aktivitas di pasar Beringharjo.

Begitu mencerna isi tugas, anak-anak yang sudah dikelompokkan langsung berhambur masuk pasar. Ketemu tukang becak, mas becaknya gelagepan dihujani pertanyaan anak-anak. "Permisi Mas, Siapa namanya?", "Sudah bekerja jadi tukang becak berapa tahun?", "Apa suka dan dukanya jadi tukang becak, Mas?" Tukang becak : ?!?!?!?


Begitu masuk agak ke dalam pasar, ada kelompok yang ketemu dengan nenek-nenek yang sedang menggendong karung besar. "Permisi mbah, badhe wawancara". Ternyata si mbah adalah seorang buruh gendong. Meski dari wajahnya terlihat tua, tapi masih kuat menggendong karung besar berisi pakaian penuh. Sewaktu ditanya pake bahasa Indonesia, si mbah bingung. "Aku bingung je nek nggo cara melayu (Aku bingung jika pakai bahasa Indonesia) ". Beberapa penjual ikut membantu membahasakan pertanyaan anak-anak.


Setelah selesai wawancancara, sebagai ucapan terima kasih, mereka membeli dagangannya. Ada yang beli cotton bud, hiasan, snack, buah Duku dan lain-lain. Ada juga kelompok yang justru malah diusir sama pedagangnya, takut mengganggu jualannya. Trus, ada juga yang ditanya sama siapa di pasar, takutnya kesasar gak bisa pulang. Tapi, meski ada kejadian yang tidak mengenakkan, anak-anak tetep suka dengan pengalaman itu. Selesai di Beringharjo, perjalanan lanjut ke pantai Baru. Pantai yang lokasinya di Bantul. Tepatnya di antara pantai Kwaru dan Pandansimo. Ada juga yang menyebut pantai Pandansimo Baru.


Sengaja, anak-anak tidak turun langsung di pantai Baru. Karena untuk menuju ke pantai Baru mereka melakukan permainan dahulu. Blindman, orang buta. Tiap kelompok berbaris dengan anggota dalam kondisi tertutup matanya. Sedangkan pimpinan tetap terbuka. Pimpinan bertanggung jawab atas keselamatan anggotanya. Pimpinan harus tepat dalam memberikan informasi kepada anggota. Sehingga, selain selamat juga memastikan mereka aman perasaannya. Perjalanan berakhir di masjid tepat waktu sholat Dhuhur tiba. Sebelum sholat, ustadz mengajak memaknai permainan yang baru saja dilakukan. Sewaktu ditanya bagaimana perasaan sewaktu berjalan dalam kondisi buta. Beberapa mengira di kanan-kiri mereka adalah jurang yang dalam, banyak bebatuan, pokoknya ngeri deh . Sehingga mau gak mau mereka harus nurut pimpinan. Itulah ketaatan itu. Taat harus disertai dengan kepercayaan pada pimpinan. Begitu juga taat dengan ustadz/ah. Kecuali jika pimpinan ada kesalahan, haruslah diluruskan. Ternyata, dengan jalan tertutup anak-anak jadi teratur jalannya. Biasanya jika jalan bersama sampe memenuhi badan jalan tanpa menghiraukan hak orang lain yang lewat. Itu terjadi karena tidak bisa mengendalikan diri. Tidak sabar. Dengan jalan sambil buta lebih bisa untuk bersabar. Makanya sangat jarang kita jumpai orang buta tu berbuat dosa, pelanggaran. Trus, saat di akhir perjalanan begitu membuka mata rasa lega ditambah lagi suguhan pemandangan indah pantai melengkapi kegembiraan. Begitulah kehidupan, yang seluruhnya ini berupa ujian harus selalu siap dihadapai dengan sabar dan syukur. Kelak balasan yang indah bagi yang lulus ujian adalah Surga abadi, apalagi ditambah dengan suguhan pemandangan terindah dengan menyaksikan wujud  Allah SWT.


Seusai sholat Dhuhur berjama'ah, acara dilanjut makan siang bareng di tepi pantai. Anak-anak antri mengambil makan yang dilayani ustadz/ah. Setelah dapat jatahnya, mereka langsung mencari tempat sendiri-sendiri. Ada yang di bawah pohon, naik pohon, tepi pantai, sambil ayunan, di dalam kapal.


Selesai makan, terlihat di ujung sana ada kapal nelayan yang berlabuh. Anak-anak langsung berlari ingin melihat hasil tangkapan para nelayan. Bahkan anak-anak juga ikut menarik kapal hingga sampai ke daratan. Para nelayan juga akrab dengan anak-anak. Tidak merasa terganggu dengan bantuannya. Di sini anak-anak juga belajar juga aktivitas ekonomi di pantai. Selain itu belajar juga tentang gaya tarik dan dorong kapal.



Selesai di pantai, giliran untuk belajar tentang energi Hibrid. Ternyata tidak cuma Jagung atau Kelapa saja yang Hibrida. Energi juga bisa dihibridakan. Hibrida dipake untuk istilah persilangan atau penggabungan. Nah, energi hibrida yang akan kita pelajari adalah persilangan antara energi angin (kincir angin) dengan energi sinar matahari (solar cell). Dua-duanya dipake untuk membangkitkan listrik. Kincir dipake untuk mengubah angin menjadi listrik sedangkan solar cell dipake untuk mengubah cahaya matahari menjadi listrik.


Awalnya bahan kincir angin dan menaranya harus didatangkan dari China. Untuk merakitnya buruh waktu sekitar 3 hari. Namun sekarang sudah bisa dibuat sendiri. Untuk membuatnya butuh waktu 15 sampai 30 hari. Ada bengkel khusus untuk membuatnya. Letaknya ada di selatan polsek Srandakan Bantul. Satu kincir angin mampu membangkitkan listrik berdaya 1 KWH.


Tenaga satunya adalah Solar Cell. Pengubah sinar matahari menjadi listrik. Seluruh listrik yang dihasilkan disimpan dalam satu unit aki. Sehingga memungkinkan listrik menyala 24 jam. Penggunaan listrik selain untuk melakukan proses pembuatan kristal dan balok es, juga untuk menerangi kios-kios yang berada di pantai Baru. Selain itu, listrik juga digunakan untuk pertanian dan perikanan untuk memompa air.  Rencananya, kedepan energi hibrid ini akan dikembangkan di tempat lain.


Share

You may also like

Tidak ada komentar