Posting Lama

Pas banget dengan tema pembelajaran tentang permukaan bumi, Lembaga Pengabdian Masyarakat dari UGM mengadakan simulasi penanganan bencana gempa bumi 5 Skala Richter. Pesertanya seluruh siswa SDIT Alam Nurul Islam. Setiap siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang dikoordinasi oleh kakak kelas 5. Mereka sudah mendapatkan pelatihan sebagai Pandu Siaga bencana sebelumnya.

Pertama, setiap kelompok diminta menempati kelas-kelas untuk beraktifitas seperti biasa. Sekaligus Pandu Siaga Bencana menjelaskan tentang bagaimana jika terjadi bencana gempa.

Begitu sirine tanda gempa datang, semua siswa berhamburan keluar kelas. Mereka menyelamatkan diri menuju lapangan terbuka. Masing-masing Pandu meneliti siapa anggotanya yang terluka. Oh ternyata ada yang terluka disana .  .

Eh, ternyata si Aufa kelas 1 terluka. Luka serius banget. Lehernya patah. Jadi ia harus ditolong dengan pengikat leher dulu supaya patahnya tidak semakin parah.

Wadauh yang ini korbannya pada nangis karena kehilangan keluarganya. Jadi Pandu siaga bencana harus siap menghibur dan menenangkan.

Yang ini agak parah, kakinya tertimpa bongkahan kayu atap rumah. Sehingga kakinya patah. Pertolongan pertamanya, kakinya harus diikat dulu di bagian yang patah supaya tidak geser tambah parah patahnya. Trus ngangkat badannya juga harus lurus.

Nah, simulasi ditutup dengan bahas bareng gimana cara penanganan setiap kasus korban. Yang patah leher, patah kaki, yang nangis-nangis, yang pingsan. Semua siswa memperhatikan sambil menikmati snack. O,iya. Saat itu kebetulan ada kru dari DAAI TV, TV Kabel dari Jakarta yang meliput kegiatan. Beberapa Pandu Siaga Bencana diwawancarai terkait dengan kegiatan tersebut.