Outing Kelas 3 : Tempat Penampungan Sampah, Stadion Internasional Maguwo dan Umbul Saren

» » » Outing Kelas 3 : Tempat Penampungan Sampah, Stadion Internasional Maguwo dan Umbul Saren

Untuk mempertajam dan memperdalam pembelajaran tematik, outing menjadi metode pembelajaran yang pas dan menarik baik oleh siswa maupun guru. Karena outing sangat memungkinkan para siswa dan guru untuk melakukan eksplorasi lebih dalam dan banyak. Obyek belajar diatangi langsung. Ditanya langsung. Dan Diindrai langsung. 
Termasuk dalam memahami lingkungan sehat dan tidak sehat. Salah satu penyebab lingkungan itu tidak sehat manakala keberadaan sampah tiadk terkelola dengan baik. Untuk membuktikan hal tersebut, kelas 3 melakukan outing ke Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) Tambak Boyo. Di area ini anak-anak bisa menyaksikan berbagai macam jenis sampah yang berasal dari rumah tangga. Baik yang organik maupun yang anorganik.
 Anak-anak berjalan berkeliling TPS. Tampak aktivitas beberapa pekerja yang melakukan pemilahan terhadap sampah. Rupanya sampah-sampah yang masuk di TPS ini dalam kondisi yang belum terpisah. Sehingga tugas pekerja TPS adalah memilah mana yang merupakan bahan yang bisa iaur ulang, mana yang tidak bisa diaur ulang. Dengan menyaksikan langsung disertai dengan bau sampah yang sangat menyengat, anak-anak bisa tumbuh kepedulian untuk memilah sampah dari rumah, lebih jauh lagi sampai mendaur ulang sampah. Karena tanpa peran para karyawan TPS tersebut tentu bisa jadi sampah-sampah yang dihasilkan oleh setiap rumah akan tersebar memenuhi lingkungan sehingga memicu atangnya bibit penyakit.
   Dari TPS Tambakboyo perjalanan dilanjutkan dengan melakukan tracking menuju candi Gebang. Anak-anak berjalan menyusuri persawahan yang beberapa sisi sudah disulap menjadi perumahan. Setelah berjalan kurang lebih 1 kilometer, tibalah di lokasi candi Gebang. Candi yang tergolong kecil ini dari bentuk dan beberapa artefak yang tampak masuk ke golongan cani Hindu. Terdapat lingga, simbol kesuburan pria, yoni, simbol kesuburan wanita dan patung Ganesha, manusia berkepala gajah. Anak-anak mendapatkan informasi terkait candi ini dari papan informasi yang berada di dekat candi.
 dari candi Gebang, perjalanan berlanjut menuju stadion sepakbola Maguwoharjo. Letaknya hanya sekitar 500 meter dari candi Gebang sebelah timurnya. Di staion kebanggaan masyarakat Sleman ini, anak-anak dijelaskan oleh pak Sumadi selaku pengelola stadion. Stadion ini dibangun dengan gaya arsitektur Eropa meniru stadion di Barcelona Spanyol. Dibangun tahun 2005 dengan kapasitas penonton 30.000 orang ini masuk 6 besar stadion termegah di Indonesia setelah Gelora Bung Karno. 
Tidak hanya menyaksikan dan menyimak informasi terkait dengan stadion. Anak-anak juga berkesempatan menyentuh rumput lapangan yang dihadirkan ekslusif dari Italia. Mereka merasakan euforia dengan berguling-guling di atas rumput istimewa khusus stadion sepakbola ini. Terlebih lagi untuk anak yang sangat suka dengan sepakbola hingga yang bercita-cita menjai pemain sepakbola. Tentu momen ini menjadi peneguh jiwa cita-citanya.
Dari staidon Maguwoharjo, perjalanan berlanjut ke sumber mata air Saren yang berada di wilayah Pajangan Ngemplak Sleman. Di sini terapat kolam yang sumbernya dari mata air alami. Dikarenakan air yang keluar cukup deras sehingga kelimpahan airnya hingga menyamai kolam renang. Masyarakat memanfaatkan sumber mata air ini untuk berenang. Selain jernih tanpa kaporit, siapapun bebas gratis untuk berenang di mata air yang berada di Sultan Ground, atau tanah milik keraton Yogyakarta ini. 
Anak-anak bisa merasakan langsung alaminya air yang keluar dari mata air. Apalagi yang letaknya di tengah persawahan semakin membuat betah pengunjung yang suka berenang. Dari kegiatan outing ini, anak-anak mampu bisa mengidentifikasi lingkungan yang alami dan buatan. Sehat dan tidak sehat. Harapannya tumbuh kepedulian pada anak-anak kesadaran untuk melestarikan lingkungan dan menjaga kesehatannya. 

Share

You may also like

Tidak ada komentar