Dewan Kelas IV A : Rumah Sajada

» » Dewan Kelas IV A : Rumah Sajada

Satu program SDIT Alam yang mempunyai peran besar dalam proses pembelajaran siswa-siswanya adalah Dewan Kelas. Sebagai wujud nyata mewujudkan keterpaduan dalam konsep Sekolah Islam Terpadu. Terpadu antara pendidikan di sekolah dan rumah. Meski namanya Dewan tapi sangatlah beda dengan Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR. Dewan Kelas dibentuk di setiap kelas. Merupakan forum yang beranggotakan orang tua atau wali siswa di kelas tersebut. Pengurusnya juga dari orang tua/wali. Tujuan penting Dewan Kelas ini adalah sebagai media komunikasi antara guru dan wali kelas dengan orang tua wali. Di forum tersebut tidak semata pertemuan, tapi orang tua/wali bisa mendapatkan informasi perkembangan putra-putrinya selama mengikuti proses pembelajaran. Masalah dan prestasi apa yang muncul dishare dan dicari solusi pemecahannya. Juga ada agenda pula upgrade orang tua dan guru terkait dengan proses pembelajaran anak. Biasanya mendatangkan ahli yang kompeten dalam pendidikan anak. Pelaksanaannya secara rutin ada yang keliling di rumah orang tua/wali atau ada yang di sekolah.



Dewan Kelas IV A kali ini berlangsung di pondok yatim piatu Rumah Sajada. Kebetulan salah seorang orang tua siswa merupakan pengurus yayasan di Rumah Sajada. Lokasi pondok ini di dusun Wirokraman Sidokarto Godean Sleman. Suasana asri dan semilir ikut mendukung. Itung-itung wisata sosial di pedesaan. Bagi yang tinggalnya di perkotaan pasti melihat lokasi ini jadi adem dan tenang deh.



Di awal acara, pak Memen selaku tuan rumah memberikan sambutan. Beliau menjelaskan tentang keberadaan Rumah Sajada. Berawal mula dari kumpulnya sebelas orang yang berniat untuk membuat sebuah pondok khusus bagi anak yatim piatu. Diawali dengan mengontrak sebuah rumah di bilangan perum Sidoarum. Targetnya 5 tahun ingin memiliki tanah dan bangunan sendiri. Namun, Allah mempercepat rencana tersebut. Hanya satu tahun berjalan, Allah tunjukkan jalan dengan adanya kemudahan untuk membebaskan lahan seluas 1800 meter persegi yang sekarang ini dihuni oleh 33 santri yatim-piatu. Dukungan masyarakat sekitar turut memperkuat tekad menghadirkan kemanfaatan sebagai salah satu solusi untuk menyelesaikan umat.



Selanjutnya sebelum acara sharing ada siraman rohani dahulu. Tausyiah yang diberikan terkait dengan bagaimana peran orang tua dalam membina anak. Agama sebagai tatanan yang bisa dianalogikan sebagai rem dalam kehidupan harus kuat tertanam pada diri pribadi anak. Sehingga dalam menjalani kehidupan manakala berbagai terpaan masalah dan pengaruh buruk melanda. Anak sudah kuat dalam mengendalikan diri. Mampu memilih mana yang baik dan benar.


Setelah acara tausyiah selesai dilanjut dengan sharing. Ustadz Lubis selaku wali kelas IV menyampaikan perkembangan yang dialami siswa-siswa kelas IV A. Dalam forum tersebut terjadi diskusi hangat terkait dengan bagaimana dalam proses belajar di kelas IV ini jangan sampai anak sudah ditakuti dengan 'hantu UASBN' sehingga menjadi tegang dan terpaksa. Biarlah anak menjalani proses belajar sesuai dengan kondisi alamiahnya. Namun bukan berarti jika terjadi ketidakmampuan terus dibiarkan saja. Ketuntasan indikator pembelajaran harus tetap menjadi pegangan. Peran guru ternyata sangat penting. Apalagi guru yang mendampingi siswa di setiap level kelas terbukti ikut berperan dalam lancarnya siswa menjalani proses belajarnya. Dengan guru yang baru, anak harus adaptasi dahulu. Belum lagi informasi guru terkait dengan situasi dan kondisi tiap anak boleh jadi belum lengkap karena transfer dari guru sebelumnya belum mulus. Jadilah fenomena ini nantinya dijadikan aspirasi kepada pihak-pihak terkait baik yayasan maupun pimpinan sekolah.  Setelah acara Dewan Kelas ditutup, para santri makan siang bersama. Silaturrahiim, informasi perkembangan putra-putri, ilmu, wisata sosial, wah lengkap sekali kegiatan liburan kali ini. Apalagi hari ini pas juga dengan hari jadinya SDIT Alam Nurul Islam yang ke 10 loh. Slamat milad SDIT Alam !!!

Share

You may also like

Tidak ada komentar