Outing Kelas 3 : IPAL - Museum Bahari - Pemadam Kebakaran Jogja

» » Outing Kelas 3 : IPAL - Museum Bahari - Pemadam Kebakaran Jogja

Mempelajari tema Air, anak-anak kelas 3 mendalaminya dengan melakukan outing. Destinasi atawa tujuan outing kali ini adalah, pertama ke IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) yang letaknya di jalan Bantul, tepatnya Sewon Bantul. Di sini akan dijumpai berbagai instalasi atau alat yang digunakan untuk mengolah air limbah baik dari rumah tangga maupun industri.


Ternyata lokalnya suangat luuuass sekali. Banyak kolam-kolam yang berisi air seperti kolam perikanan saja. Waktu hadir  kami disambut di aula, dengan duduk lesehan kami dijelaskan dahulu tentang apa itu IPAL dan apa saja yang dilakukan disini. Barangkali karena banyak istilah yang agak rumit anak-anak hanya mengikuti saja alur penjelasan. Begitu dipersilahkan untuk melihat langsung instalasi, anak-anak langsung bersemangat.


Satu per satu instalasi dijelaskan oleh pemandu. Anak-anak terlihat antusias mneyimak penjelasan. Sambil nutup hidung mereka terus mengamati. Karena bau tak sedap dari limbah yang menyebar.


Air yang sudah dipastikan aman baik secara kimia artinya tidak mengandung unsur-unsur yang berbahaya jika mengenai makhluk hidup. Juga dipastikan aman secara biologis artinya tidak mengandung bibit-bibit penyakit yang berbahaya bagi manusia. Setelah selesai dan puas belajar di IPA. Berlanjut belajar ke museum Bahari. Lokasinya ada di Jl. R.E. Martadinata 69 Wirobrajan Yogyakarta. Terlihat jelas di pinggir jalan.


Di musuem Bahari kami disambut oleh petugas secara lesehan duduk di ruang aula. Kami dijelaskan tentang keberadaan museum. Ternyata benda-benda disini banyak yang merupakan koleksi pribadi seorang Laksamana dan juga milik angkatan laut. Baik berupa hiasan maupun benda yang ada kaitannya dengan persenjataan.Setelah dijelaskan, anak-anak dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok satu dipersilahkan melihat video dokumentasi berdurasi 15 menit di dalam bangunan yang mirip kapal. Sedangkan kelompok lainnya dipandu melihat benda-benda koleksi.


Selain itu, anak-anak juga diberi kesempatan merasakan bagaimana rasanya menjadi kapten kapal. Memegang setir kapal, menentukan derajat arah kapal, kecepatan knot kapal dan membaca peta di laut. Memang, negeri kita yang sebagian besar berupa air harus punya angkatan laut yang kuat. Supaya para pengacau dan pihak-pihak yang ingin mengambil sumber daya alam baik yang hayati maupun non hayati harus berpikir seribu kali. Hayo, siapa yang tertarik ingin jadi Navy alias Angkatan Laut.

 Puas bereksplorasi di museum Bahari, perjalanan lanjut ke Unit Pemadam Kebakaran Kota Jogja. Lokasi kantornya satu kompleks dengan Balaikota Jogja di Timoho. Di sini anak akan merasakan betapa pentingnya air untuk penyelamatan. Selamat dari amukan si Jago Merah.


Sampe  di tujuan kami disambut dengan hangat oleh para petugas. Kami sholat Dhuhur dahulu di garasi dekat diparkirnya kendaraan besar pemadam kebakaran. Setelah sholat, Bapak petugas menjelaskan tentang tugas yang dilakukan oleh unit pemadam kebakaran. Anak tampak full perhatian apalagi setelah ditunjukin baju tahan api. Besar kalo dipake mirip kostum robot.


Setelah  mendapatkan penjelasan, anak-anak diajak untuk mengikuti game. Mereka dikelompokkan untuk melakukan beberapa permainan yang dikemas di tiap pos. Ada Sambung Selang, Mengisi Air, Meniti Tali. Bagi yang gagal akan mendapatkan hukuman diguyur air. Basah deh. Nha yang paling seru adalah permainan memadamkan api, Para petugas membuat kebakaran kecil dari tong yang diisi minyak kemudian disulut api. Wuuus, api langsung menjilat kesana kemari. Anak-anak langsung loncat ke pinggir sambil menjerit. Tapi api tetap harus padam. Secara tim anak-anak harus memadamkan api. Mereka diberi selang besar nan panjang yang tersalur dari mobil pemadam. Begitu kran dibuka, selang harus dipegang kuat. Pengendali harus tepat mengarahkan ujung selang ke arah kobaran api. Jadi kebayang gimana beratnya memadamkan kebakaran. Ini saja baru api satu tong, coba api satu rumah. Bertingkat lagi. . . .


Lelah nan lemes. Namun bukan berarti sia-sia. Satu hari yang seru ini iranya cukup untuk melihat betapa banyaknya air melengkapi di tiap detik dan sisi kehidupan kita. Sudah sepantasnyalah kita bersikap peduli pada air. Jangan boros, jangan mengotori. Tapi selalu jaga kelestariannya karena yang nggunakan tidak cuma kita sekarang. Tapi juga kelak generasi yang akan datang.

Share

You may also like

Tidak ada komentar