Proyek Kelas 3 : Tema Pekerjaan

» » Proyek Kelas 3 : Tema Pekerjaan

Membicarakan masalah pekerjaan memang sih bisa selesai di kelas. Duduk manis dengerin ustadz atau ustadzah 'ceramah' tentang pekerjaan dan berbagai macam jenisnya. Tapi kalo cuman denger ya asal sekedar tahu aja. Paling banter mengulang yang diomongin ustadz atau ustadzah, itupun sulit sekali persis titik komanya. Kecuali hanya mp3 palyer yang bisa begitu. Supaya siswa tidak sekedar tahu saja tentang pekerjaan. Lebih jauh dan dalam bekerja menjadi keharusan jika juga harus merasakan dan melakukan giman bekerja itu.


Anak-anak dikumpulkan dalam beberapa kelompok proyek. Mereka diminta merencanakan suatu produksi barang yang akan dijual di event marketday. Mulai dari bahan, cara pembuatan dan nominal rupiah yang harus dikeluarkan. Setiap kelompok dimodali Rp. 10.000. Mulailah mereka berkreasi membuat barang semenarik mungkin agar supaya laku dijual. Selain perencanaan, mereka wajib membuat laporan pelaksanaan. Meliputi siapa saja pelaku dan bagaimana proses produksi beralngsung. Hingga berapa penjualan sehingga keuntungan yang didapat.


Lihat, penjualan mencapai maksimal. Kelompok manakah yang akan mendapatkan Top Selling hari ini? Guratan ceria menghias wajah-wajah yang penuh lelah. Ufh . . begini ya rasanya bekerja tu. "Aku jadi bisa ikut ngrasain beratnya nyari duit Ayahku".


Selain belajar tentang pekerjaan, anak-anak kelas 3 juga mempelajari tentang sistem jual beli. Membandingkan antara pasar tradisional dan modern. Baik dari barang-barang  yang dijual, suasana hingga cara pembayarannya. Pertama, mereka dibawa ke pasar Godean. Setiap anak diminta untuk melakukan wawancara kepada para penjual di lapak-lapak pasar. Setelah itu, mereka berpindah survei ke minimarket. Dengan aktivitas wawancara juga mereka dapatkan informasi yang bisa dibandingkan.


Tibalah di penghujung pembelajaran. Di pengakhiran ini aktivitas pemaknaan menjadi keharusan. Jangan sampai anak sudah mendapatkan banyak pengalaman tapi tidak tertagih. Karena aktivitas pemaknaan ibaratnya sebagai pengikat sehingga siswa-siswa mendapatkan kesimpulan yang menjadi pengetahuan baru bagi mereka. Tanpa pemaknaan bisa jadi target pembelajaran bisa meleset. Jangan sampai anak jika ditanya, "Dapat pelajaran apa hari ini?" jawabannya "Seneng, jalan-jalan ust!!". Nah lo  . . . . . .

Share

You may also like

Tidak ada komentar