Penulis : Yohana Tyasrini, ST
Itulah
satu kalimat yang mengawali pembicaraan kami di kelas 2C, yang akhirnya membuka
berbagai macam cerita. Yaa... siapa sih
yang gak kenal Pipik. Anak yang super polos dan luar biasa percaya diri. Sebelum
itu, ketika ia di kelas 1 aku pernah menyapanya karena ia “mengompol” ketika mukhoyam. Tapi gelato membuka pintu kemana saja
untuk lebih memahami pribadinya.
“Uss..uss kemarin aku
makan es krim gelato,” kata pipik. Kalimat ini sering
sekali diucapkan pipik, lebih dari 3 kali. Setiap ia ke gelato, pagi nya
langsung ia ceritakan kronologisnya. Aku yang belum pernah makan es krim
gelato, lama-lama aku juga kepingin juga. Tapi sampai hari ini belum juga
kesana. ( Ayuhhh kesana guys)
“ Pipik mah curang, Cuma
cerita aja ke usth. Sekali-kali usth Tyas diajakin makan es krim dong!”,
kataku sambil merayu. Dan ternyata kata-kata itu masuk ke hatinya. Padahal Cuma
becanda lho.
Sabtu
bada maghrib, tiba-tiba ada yang telp pakai wa. Berhubung lagi santai-santai di
rumah gak ku angkat. Kemudian ada yang message di wa, isinya adalah gambar
Pipik yang baru makan es krim. Wa itu dikirim oleh Bunda Yeni, ibunya pipik.
Usth,
ini dari tadi Pipik mengajak ke gelato, tapi usth Tyas harus diajak. Sini us
nyusul.
Hehe
.... tapi berhubung sudah malam dan jarak gelato itu jauh ya aku gak berangkat
kesana.
Itulah
sepenggal cerita yang membuatku menyadari bahwa berkomunikasi itu lezat,
selezat es krim gelato yang sering Pipik ceritakan. Nah dari situ aku paham,
bila ingin berkomunikasi dengan anak-anak, mulailah dengan hal-hal yang ia
sukai. Ketika kita berkomunikasi dengan cara yang anak suka, maka pesan yang
akan disampaikan harapannya langsung sampai gak pakai buffering.
Sebagai guru baru di Nuris yang
pengalamannya belum ada 5 tahun. Tentu kita harus kreatif dalam menyampaikan
SIP ( sholih, ilmuwan dan pemimpin). Nah... kreatifitasku bersama Pipik
seringkali bermula dengan es krim gelato.
“
Pik, pik, kalau makan es krim gelato, jangan sampai belepotan lhoo, malu tau
banyak yang lihat. Kan itu ditempat umum, barang-barang kita jangan sampai ada
yang ketinggalan ya,kan kalau tertinggal nyarinya lebih susah”, nasehatku.
Kenapa ini ku sampaikan sambil ngobrol karena Pipik adalah siswa yang langganan
barang-barangnya suka ketinggalan dan diletakan bececeran di kelas. Ya semoga
sambil mengobrol tentang es krim Pipik bisa berubah dan lebih bertanggung jawab
dengan barangnya.
Pagi itu, ketika anak-anak selesai
BTAQ dan Pipik sedang bermain stik. Aku yang baru dari TU langsung duduk
dihadapannya. Tidak berkata sama sekali. Cukup memandangi wajahnya yang polos.
Tidak sampai 1 menit Pipik langsung bergerak super cepat. Tanpa sepatah katapun
keluar dari mulut kami berdua. Dalam hatiku, ku berkata alhamdulillah ia sadar
tatapanku. Padahal mata ini tidak menatap dengan melotot lhoo ( hihihih). Semua
stik nya yang berceceran di depan kelas kami, dalam 5 menit langsung rapi dan
ia hanya nyengir.
Hehe... maaf ya uss.
Akhirnya mulut ini tidak perlu
berkata, cukup memandanginya dengan lembut. Ia sudah mengerti maksudku. ( cara ini bikin keinget sama video yang
pernah diputar Ust Harry Santoso, tapi alhamdulillah sebelum lihat video itu,
saya sudah pernah mempraktekkan langsung )
Komunikasi merupakan hal yang
penting karena disinilah seringkali masalah itu timbul. Nahh...ketika kita
berhadapan dengan anak-anak, setelah kita memahami pribadinya tentukan juga
cara berkomunikasi yang pas. Sehingga apa yang kita harapan bahwa komunikasi
itu lezat seperti es krim gelato bukan hanya iklan di tv tapi bener-bener
lezat. Karna komunikasi itu lezat maka buahnya adalah anak tidak akan segan
bercerita kepada kita. Ya seperti Pipik, karena menurutnya eskrim gelato itu
enak, makanya ia dan keluarga nya sering kesana sehingga memutuskan jadi
pelanggan tetap. Dan karena berkomunikasi itu lezat, ia mau jujur sekalipun itu
berat. “ maaf ya us, kemarin yang gak
buang kulit kelengkeng itu aku”.
So...Ketika
anak-anak nyaman berkomunikasi dengan kita manfaatnya adalah walaupun sudah
berbeda kelas, insya Allah ia akan tetap menyapa kita. Dan teori ini, untuk beberapa anak memang
cocok, berkomunikasi sambil makan atau ngobrolin makanan.
Yeeee.... dan gambar tersebut adalah
buah dari komunikasi itu selezat es krim gelato. Karena walapun Fian sudah naik
kelas tiga, ia sangat sering menyapaku,mengunjungi kelasku bahkan memberi
makanan padaku. Dari memberi makanan satu biji sampai memberi makanan satu
bungkus. Hehe
So,
selamat mencari cara berkomunikasi yang cocok kepada anak-anak ya man teman
ust/h.
Selamat
hari guru 2018
Selamat
menjadi guru yang dirindu, yang kedatangannya ditunggu-tunggu. ^_*
Dan
semoga kelak, diantara murid-murid kita itu, ada yang mengajak kita ke surga.
“ ayuuuu usss Tyas, ikut aku ke surga” ................. Aamiin .....................
2 komentar
wawww.... ternyata di upload
( hehe, pinjem akun teman)
ust, maaf nama saya gak pakai ST
hehehe
ternyata di upload
ust, maaf nama saya gak pakai ST
(pinjem akun teman)
Posting Komentar