KAWAH CANDRA DIMUKA DI KEMNAS 4

» » » KAWAH CANDRA DIMUKA DI KEMNAS 4


Penulis : Sarwidi

Ku tulis kembali dari Buku Harianku (BuHar)..

Kamis 15/11/2018

Hai BuHar..., maafkan aku.
Baru malam ini ku sempat membukamu..tidak apa ya?!
Sambil menikmati perjalanan dengan bus putih Tunggal Daya (TD), ku goreskan pena di lembar putihmu...
Ini perjalanan menuju KEMNAS 4 BuHar...
Kegiatan SAKO Pramuka SIT Nasional yang begitu dinanti oleh anak-anak yang saat ini sedang ku dampingi..anak-anak hebat dari kelas 5 SDIT ANI.
Dimulai dari garasi bus TD, kontingen dilepas oleh Kepala Sekolah jam 12.15 siang tadi, disaksikan wali murid.
"Berangkatlah berjuang nak, kami merelakan kepergianmu", mungkin begitu ucapan bapak ibu itu pada anak-anak mereka..hehe.
Anak-anak mulai menaiki bus..
Di bawah tampak masih ada yang berkumpul..oh ternyata mb Nadin mengeluh pusing, masuk angin katanya. Bau solar dari kendaraan di garasi menjadi pemicunya...(atau bundanya yang masih berat berpisah dari anaknya...aku nggak tahu...hehe)
"Duh firasat nih", pikirku...tantangan membersamai anak-anak hebat sudah dimulai. Semoga kondisi selama perjalanan bisa di atasi (doaku)..

BuHar...
Jam 13.15 bus mulai meninggalkan garasi, semua yang disana tampak menatap dan melepas kepergian kami, termasuk bu Witri pemilik PO bus TD ini, beliau juga wali murid di sekolah kami...
Bis TD yang dikondekturi pak Leo dan satu kabag. (Koordinator Bagasi) hehe..melaju menuju utara, jalur pantura rupanya..anak-anak tampak riang..
Sebelum masuk kota Batang bus berhenti untuk istirahat..saatnya kita sholat dan makan malam, RM. Sindoro namanya..
Aku turun dari bus dan berjalan menuju mushola, tiba-tiba Ust Arifah sudah menyusul di belakangku, setengah berbisik beliu bilang..." ustadzah Nesya us...!!!".
"Eh kenapa??", tanyaku penasaran.
"Kasihan dia ....(sensor),pucat sekali".
"Gapapa us..bagian dari perjuangan menuju KEMNAS", jawabku ringan (hehe).
Setelah bus meninggalkan RM tidak lama kemudian menyusuri jalur pantura..
Ust Arifah tampak berbinar begitu tahu kita akan lewat kota Batang. Nostalgia mungkin, maklum lama nggak pulang mudik...
Anak Batang, rantau ke Jogja, padahal nenek moyang asal Kretek, Bantul ...hehe. (Saking Jogja juga mbak Yu)
Kini bus dah masuk tol..
Perjalanan bus mulai stabil..
Tampak di belakang anak-anak mulai tertidur, tinggal beberapa anak perempuan di belakang kursiku ‘cekikikan’ bercanda dan sesekali bertanya ke pak sopir...
Oh..mb Zaza rupanya, ia merengek ke pak sopir minta berhenti mau ke toilet, sudah nggak tahan katanya.
Eh sudah dulu ya BuHar...
Aku menikmati perjalanan dulu...
Lanjut besok, insyaAllah lebih seru....!!
Met malam BuHar ku.

Jum'at 16/11/2018..

Hari ini adalah hari pertama dalam kegiatan kemnas kami di Cibubur, tapi hari ini merupakan hari yang luar biasa BuHar...
Sambil menikmati rasa lelah, ku coba menulis untukmu.
Kami tiba di Buperta ini pagi tadi saat subuh, begitu bus berhenti di parkiran, ku bergegas turun mencari tempat pos panitia untuk registrasi peserta kemnas. Kutemukan tapi sepi, tampak beberapa panitia masih tertidur di kursi, dan sebagian ada yang di tikar, artinya masih tutup dan harus menunggu mereka siap.
Lalu kami putuskan untuk sholat subuh dulu Buhar...
Ku ajak ustadz, ustadzah dan anak-anak mencari air wudhu serta tempat untuk sholat. Cukup mudah kami temukan kamar mandi dan air untuk wudhu. "Tapi sholatnya di mana kak?", tanya Ustadzah. (Eh iya Buhar kita pembina kalau di pramuka di panggilnya kakak... walau agak aneh gimana gitu, ya mungkin karena ngga biasa...hehe, tapi tak apalah, biar terasa lebih dekat dengan anak-anak )
Saya lihat tanah lapangan masih basah, sepertinya habis hujan dan kita tidak bawa alas atau matras karena barang-barang perlengkapan kita semua diangkut di truk.
"Kita pinjam tempat di tenda  panitia aja ya kak", jawabku sambil menunjuk tenda pleton milik panitia.
Alhamdulillah kami di ijinkan oleh kakak-kakak panitia memakai dalam tenda untuk sholat.
Setelah sholat segera ku cari info  lokasi posko kontingen pinsakoda Jogja, sementara yang lain aku minta istirahat sambil baca al ma'tsurat dan menunggu info dariku.
Menurut petunjuk teman yang ku hubungi lewat WA, posisi posko di dekat Kompi 5. Waauw... itu artinya jauh ke arah utara dari posisiku saat itu.
Aku mulai jalah kaki...
Kompi 5 lumayan jauh ternyata Buhar... Kalau ku perkirakan kira-kira jaraknya dari SDIT Nuris sampai Unisa, ...mungkin lebih.
Setelah beberapa menit tengak-tengok kiri kanan kutemukan juga posko pinsakoda Jogja, di sana sudah ada Kak Zu (ketua pinsakoda), kak Titin dan beberapa temen kontingen Jogja.
" Dimana tempat tenda kita kak", tanya mas Widad, begitu aku tiba di tempat mereka kumpul menunggu.
Ku berikan kertas yang kuperoleh dari kak Titin di posko pinsakoda tadi ke kak Indung, saya minta tolong beliau dan anak- anak mencari lokasi tapak kemah kami, Kasultanan Samudra Pasai, kadipatennya Berani, A.12-0402, di situ nama tapak kemah yang tertulis di kertas tadi...seingatku. Kertas nama lokasi tapak kemah untuk regu putri ku serahkan pada kak Nesya, mereka juga segera mencarinya. Aku duduk kuselonjorkan kakiku...lumayan juga jalan dari parkiran sampai kempi 5 pp,....capek Buhar...

"Ooeee... tempatnya di sini, sudah ada tulisanya regu Lebah SDIT Alam Nurul Islam", teriak seorang anak saat menemukan lokasi tapak kemah mereka.
Rupanya letaknya tidak jauh dari tempat kami kumpul tadi. Tengah lapang, jauh dari pepohonan. Terpikir di benakku kalau siang terik bakalan panas dan gerah udara dalam tenda kami, namun kelebihannya bila basah karena hujan tenda kami bisa cepat kering.
Lokasi tapak tenda regu putri rupanya sudah ditemukan juga, ternyata kondisinya kebalikan dari tempat kami, lokasi tapak tenda regu putri di bawah pohon, susana rindang dan sejuk, tidak jauh dari kamar mandi. Alhamdulillah nyaman....hehe.
Meskipun tapak kemah kami sudah ditemukan tapi kami belum bisa mendirikan tenda, karena truk yang membawa perlengkapan kami belum sampai Cibubur, informasi dari kak Ardi (ustadz Salyo) baru sampai Bekasi.
"Kak, tenda kita sampainya kapan kak?", tanya Reyhan yang duduk di sampingku.
"Nanti siang mas", jawabku ngasal. Terbayang tadi malam saja kemacetan di tol Cikarang hampir 10 km panjangnya.
"Waah..kalau hujan gimana kak? Kita belum punya tenda nich", rupanya dia mulai gelisah.
"Berdoa saja, mudah-mudahan dilancarkan sama Allah bisa cepat sampai sini", jawabku.
Menunggu hampir dua jam akhirnya ada kabar dari kak Ardi, truk barang sudah sampai Buperta.
" Barang sudah datang tadz, tapi karena crew truk tidak bisa lama-lama barang di turunkan di satu tempat dekat tapak kemah tenda putri SMP", kata ustadz Ardi saat menghubungiku lewat handphone.
"Haah..dekat tenda putih SMP, itu kan lokasinya jauh dari tapak kemah kami tadz", jawabku. (acting pura-pura agak kaget...hehe).
"Ya tadz, tapi ini barang udah dituru kan semua, truknya sudah pergi", jawab ustadz Ardi.
Ku sampaikan info ini ke kak Indung, kak Nesya dan kak Arifah, kami mencari lokasi barang perlengkapan kami bersama-sama dengan anak-anak. Setelah sekitar satu jam mutar-mutar Buperta akhirnya kami temukan barang kami. Dan betul Budar...seperti perkiraan ku, jarak barang kami turun dengan tapak tenda cukup jauh, satu kilometer kurang lebih. Terbayang nggak Budar..., anak SD ini memanggul barang- barang mereka sejauh itu, bolak-balik?. Jalan aja capek.., apalagi bawa barang. Hmm...selamat berjuang Anak-anak hebat! (batin ku).
Aku jadi ingat sama mas Rahmad, kemarin nawarin kami supaya bawa angkong....eh kami tolak..hehe.
Angkatan pertama kami pendamping memanggul perlengkapan kelompok, anak-anak membawa perlengkapan pribadi mereka.
Aku berbagi tugas dengan kak Indung, beliau mendampingi regu putra sementara aku bantu dulu regu putri mendirikan tenda rofi.
Ku lirik kak Arifah (eh maaf bukan mukrim....hehe), tampak lemes nggak ada senyumnya, sementara kak Nesya masih tampak senyumnya, tapi tetap ngga bisa di sembunyikan ada 'pahit'nya....wkwkwk. Semangat kakak-kakak hebat. Nikmati saja kakak, insyaAllah semua berbuah hikmah.
Mejelang waktu sholat jum'at tenda regu putra sudah berdiri, walau barang-barang anak-anak masih berantakan di luar tenda.
"Kak..,Reyhan ngilang lagi kak", lapor mas Firas.
"Kemana dia", tanyaku.
"Dia cuma bawa barangnya sendiri terus ngilang nggak bantuin kita kak", mas Adam menyahut di belakangnya.
"Lha..itu dia", kataku saat ku lihat mas Reyhan jalan berlenggang menuju kami.
"Huh...polisi India!!", gerutu mas Firas.
"Apa itu polisi India", tanyaku.
" Itu lho kak, polisi di film India yang datangnya kalau pekerjaan dah selesai...kalau sudah enak baru dia nongol", jelas mas Drajad.
Kami ketawa mendengar candaan anak-anak.
Sepuluh anak yang unik, karakternya beda semua, dan mereka menjadi satu tim dalam KEMNAS 4 kali ini, hmm..luar biasa!.
"Eh kak Widi, tadi yang di kursi tamu undangan saat upacara, itu siapa aja sih?", tanya mas Drajad sore tadi setelah upacara pembukaan.
Oh iya Buhar..tadi sore saat upacara pembukaan KEMNAS 4 mas Drajad ikut tampil dalam Pawai Budaya Nusantara bersama beberapa anak dari regu lain mewakili kontingen Jogja, dia jadi maskot berbusana unik tokoh pewayangan. Walau hampir terlambat sampai lokasi karena dandanya butuh waktu. Tadi ku antar dengan sepeda lipat membelah barisan pejalan kaki hingga sampai lapangan. Sempat jadi perhatian juga tadi. Eh...ada gathot kaca bonceng sepeda kata orang-orang.
"Ya bapak-bapak tokoh mas...ada Kakwarnas juga lho", jawabku.
"Kalau bapak yang besar brewok tadi siapa kak?", tanyanya.
"Lha itu Bapak Budi Waseso, ketua Kwarnas, juga  Dirut Perum Bulog", jelasku.
"Tadi melambaikan tangan padaku lho", mas Drajad berkisah dengan bangga..
Satu lagi Buhar...
Namanya mas Syafiq, tadi saat mau sholat magrib dia ngilang, di temukan sama kakak pembina dari kontingen Lampung.
Ceritanya begini Budar..,
Mas Syafiq rupanya kurang gesit bila di banding teman-temannya. (ini bahasaku lho Buhar). Saat temannya sudah mengambil air wudhu untuk jamaah magrib di lapangan ia masih asik dengan kegiatannya sendiri.
"Mas ayo segera wudhu", ku ingatkan.
"Ya kak, tempat wudhunya di mana ya?", jawabnya.
"Di sana itu lho mas", sambil ku tunjukan arah kamar mandi dengan jari tanganku.
"Temenku siapa kak?", dia tanya lagi
"Sendiri mas, temenmu sudah di lapangan semua tuh...", jawabku singkat.
Dia pun pergi berlenggang meninggalkan tenda.
Kutunggu sampai setengah jam belum juga datang, yang lain sudah selesai sholat, aku mulai kwatir.
" Assalamu alaikum kak, ini anaknya bukan ya? Tadi saya temukan didekat tenda kontingen Lampung", seorang kakak pembina mengantarkan mas Syagiq ke tenda kami.
Oh.. mas Syafiq tersesat rupanya, dia belum paham medan.
Maafkan aku mas Syafiq...aku terlalu pede melepasmu...
Udah dulu ya BuHar...ngantuk berat nih, barang juga belum selesai semua kami angkut, masih di tempat truk drop barang tadi pagi, kutitipkan saja sama Allah (hehe), kak Indung dah mimpi indah di sampingku...selamat malam anak-anak hebat, dengan proses inilah sebenarnya kalian belajar tangguh, mandiri, dan persaudaraan.
Rebah dulu ah...sampai jumpa besok.., InsyaAllah.

Selasa 20/11/2018

Semangat pagi Buhar...
Hari ini aku sudah di rumah, sorry dah tiga hari ku tak membukamu..
Tapi aku masih akan lanjutkan menulis kisah KEMNAS4 untukmu.
Em....mulai dari mana ya?
...  ok hari Sabtu.
Jam di tanganku menunjukkan pukul 03.00, aku dan kak Indung membangunkan anak-anak. Setelah ke kamar mandi bersih-bersih diri dan ambil air wudhu, anak-anak kami ajak ke masjid yang ada di komplek Buperta, disana sudah banyak orang, sholat lail, tilawah, dzikir dan menunggu waktu subuh.
Setelah sholat subuh dan dzikir pagi kami kembali menuju tempat drop barang-barang kemarin, karena sudah lelah, barang yang belum terangkut kemarin kami tinggalkan begitu saja.
Pagi ini anak mulai memasak untuk sarapan mereka.
“Kak beras kita dimana ya, kok nggak ada”, tanya mas Adam, hari ini dia piket di tenda bersama mas Syafiq.
“Iyakah...coba cari dulu”, jawabku.
“Sudah kak.., tapi nggak ada”, mas Adam mulai panik.
Wah ga ada beras ‘berabe’ nih...(batinku). Ku tanyakan kak Arifah siapa tahu beras kami keangkut di tenda regu putri. Ternyata di tenda regu putri juga tidak ada beras kami, akhirnya beras regu putri  diambil sebagian diberikan ke kami.
Setelah sarapan pagi anak-anak berkegiatan sesuai jadwal panitia hari ini. Ku lihat jadwal cukup padat ada Nusantara Legend dan SAI, kak Indung mendampingi mereka sementara aku menemani mas Adam dan mas Syafiq di tenda.
Sore harinya ada agenda pentas seni, ini acara yang ditunggu anak- anak Buhar...
Mereka sudah mempersiapkan sejak masih di sekolah, rencana mereka mau menampilkan pentas istimewa, “drama tari gedruk” namanya.
Menurut buku panduan kegiatan, jadwal pensi pukul 19.30 tempat di lapangan Kawedanan. Setelah sholat magrib dan isya anak-anak langsung siap-siap make up dan dandan. Dengan penerangan cahaya senter mereka merias wajah dengan bedak, tampak putih tak karuan. Tampaknya mereka ingin tampil 'all out' hehe.... Nampak regu lain di sekitar tenda kami juga melakukan hal yang sama. O...iya Buhar, aku belum kasih tahu ya...di kawedanan kami berkumpul regu-regu dari kontingen daerah yang berbeda, tetangga sebelah kiri kami dari kontingen Menado, kanan kami dari kontingen Papua..(pokoknya seru).
Pukul 19.25 di luar tenda gerimis mulai turun, makin lama makin deras. Sementara semua peserta masih menunggu dimulainya acara pensi oleh panitia. Sudah pukul 20.00 acara belum juga dimulai, tiba-tiba terdengar suara speker dari tenda panitia...
"Pengumuman di sampaikan kepada seluruh peserta kemnas di kawedanan Berani, karena cuaca di lapangan masih hujan maka kegiatan pensi malam hari ini kita tunda besok pagi, demikian. Terimakasih".
Dubraaaaaag!!
Anak-anak hanya mlongo semua...
" Wajah udah nggak 'karu-karuan' kayak gini, nggak jadi pentas...???!!!", kata mas Reyhan seolah tak parcaya dengan apa yang ia dengar.
"Dah mas, nikmati aja...", aku coba menghibur.
Akhirnya anak-anak saling mentertawakan satu sama lain begitu nyadar wajah mereka lucu tak 'karu-karuan' itu. Ku minta mereka membersihkan wajah mereka kemudian istirahat.
" Biarin aja lah, besok pagi sekalian aja kak...masih sayang make up susah nih", jawab mas Hafidh yg masih kecewa.
Malam dini hari anak-anak di kamar mandi belakang kawedanan Berani gempar..., ternyata mas Hafidh bangun tidur langsung masuk kamar mandi dengan muka putih bedah sisa make up tadi malam. Anak-anak di kamar mandi kaget di kira hantu kamar mandi datang, sementara mas Hafidh juga bingung karena lupa wajahnya masih tak 'karu-karuan'.

Hari Ahad, hari ketiga kami berkemah di Buperta Cibubur...
Kegiatan anak-anak Kesultanan Samudra Pasai adalah Expo dan Seni budaya, aku ikut membersamai anak-anak.
Cerita mas Syafiq lagi Buhar...
Dia tertinggal lagi dengan kelompok regunya (sebenarnya tertinggal atau sengaja ditinggal ya? jadi penasaran juga aku)
Gara-gara dia nyari-nyari sleyer dan kantong minumnya nggak ketemu, kemudian di menyusul teman-temanya tapi sudah tertinggal jauh, akhirnya ngilang entah kemana.
Aku dan kak Indung menyisir Buperta mencari mas Syafiq, hampir tiga puluh menit berjalan belum ketemu juga. Kak Indung putuskan menyisir balik arah tenda, ternyata anaknya sudah di tenda, kami pun tenang.
Sore hari kami janjian dengan kak Arifah mau foto bareng, biar ada dokumentasi kita pernah ikut KEMNAS4 di Cibubur. Lokasi kita cari depan yang ada spanduk KEMNAS nya.. Foto dapat langsung share di grup, karena wali-wali dah pada nanyain terus..(rindu berat kali ye..).
Setelah dishare kak Indung senyum-senyum lihat hasil fotonya.
"Lha ini spanduknya, tulisannya salah yooo...", katanya.
Kami pun jadi penasaran melihat ke foto semua. Ternyata benar di spanduk yg buat foto tadi tertulisnya 'KEMNAS VI'
" Ini kan bacanya kemnas enam kak..", jelas kak Indung.
Kamipun ketawa....'ono-ono wae'...(batin ku)
"Semoga kita bisa bertemu kembali di KEMNAS 6 ya",....
Aamiin.
Malam Senin malam terakhir kita di sini Buhar...
Di malam ini ada Kegiatan Pentas Amal di lapangan Utama.., bintang tamunya Opick, Shoutul Harokah, dan tim nasyid lainnya. Ada aksi GALIBU juga di sana, Gerakan Lima Puluh Ribu untuk korban bencana di Lombok dan Sulawesi Tenggara.
Anak2 tampak semangat berangkat ke lapangan, semuanya berangkat.
"Berangkat sepuluh, pulang sepuluh. Berangkat sama-sama, pulang sama-sama, jangan ada yang terpisah, siap!!", pesanku ke anak-anak sebelum berangkat.
Mereka pun berangkat aku mengikuti di belakangnya.
Saat awal grup Nasyid Shautul Harokah mereka masih begitu semangat menyaksikan, tapi begitu acara orasi dari kak Sukro satu-persatu mulai tumbang, terkapar tidur di lapangan. Sampai Opick tampil tinggal mas Ilyasa yang masih terjaga.
O ya..Buhar, aku belum cerita tentang mas Ilyasa ya..atau Asa.
Saat berangkat aku di pesan sama ibunya. KEMNAS 4 kali ini adalah pertama kalinya mas Asa pergi perjalan jauh lho..., anaknya sering mabuk kendaraan bila bepergian (kata ibunya..).
Sejak berangkat dari Jogja kemarin saya agak kwatir juga sih...anaknya pendiam, tapi berkegiatan rajin. Di bus dia terus diam sambil menutup hidungnya..nggak rame kayak temen-temennya.
"Mas kok hidungnya di tutup terus, pusing po, atau mual?", tanyaku saat di bus.
"Nggak us..ini caraku biar aku nggak mabuk", jawabnya sambil geleng.
" O begitu ya", jawabku heran.
Dapat ilmu dari mana ya? Baru denger kali ini aku...ya silahkan yang penting aman...hehe.

Eh...lanjut ke lapangan.
Sampai acara Pentas Amal selesai anak- anak masih tergeletak di tengah lapangan.
Lampu-lampu panggung dimatikan baru kami bangunkan dan ajak anak-anak ke tenda.
...
Senin pagi setelah upacara penutupan kami berangkat pulang.
"Kok rasanya masih pingin di sini ya kak", kata anak-anak.
(Padahal badanku rasanya dah loyo...nak)
Suasana bus saat perjalanan pulang cukup riang, Kak Nesya mutarkan nasyid recques anak-anak dengan HPnya, di setel dengan specker yg dibeli mas Bagas saat di buper kemarin.

Sungguh pembelajaran yang luar biasa nak...(bagiku) membersamai kalian semua.
Inilah sekolah alam, kita yang terdidik melalui proses kehidupan, bukan sekedar dari teori-teori mata pelajaran.

"Selamat milad abi" suara orang-orang dekatku menyambut kedatanganku.
Baru nyadar 20 Nopember tanggal lahirku...
Aku pulang...!!
Sampai di sini dulu kisahku ya Buhar..
Sampai ketemu di cerita yang berbeda.

TAMAT.

Trimakasih :
- Alhamdulillah
- Ustadzah Sunarsih
- Ustadzah Arifah
- Ustadzah Nesya
- Ustadz Nuryadi
- Ustadz/ah SDIT ANI semua tanpa kusebut satu persatu.
- Anak-anak peserta kemnas yang hebat.
- Bapak Ibu Wali Murid
- Ummi, Dzaky, Izah,Qia..
.....


Share

You may also like

Tidak ada komentar